Manado (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, terus berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui berbagai program pembinaan yang terarah.

Kepala Lapas Tahuna Iskandar Djamil, di Tahuna, Rabu, mengatakan pentingnya program ini dalam mendukung reintegrasi sosial warga binaan.

"Pembinaan kemandirian adalah salah satu upaya lembaga pemasyarakatan untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang berguna. Karena dengan memiliki keterampilan yang baik, mereka dapat lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan pekerjaan setelah bebas nanti," katanya.

Salah satu program unggulan yang diterapkan adalah pembinaan kemandirian pembuatan mebel, yang bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis yang dapat membantu warga binaan mempersiapkan diri untuk reintegrasi ke masyarakat setelah selesai menjalani masa hukuman.

Pembinaan kemandirian dilaksanakan secara rutin dengan dipandu oleh petugas Lapas Tahuna yang berpengalaman dalam bidang kerajinan kayu.

Warga binaan diberikan bimbingan dan pengajaran secara intensif tentang teknik dan proses pembuatan mebel, mulai dari pemilihan bahan baku hingga penyelesaian produk akhir.

Dengan fasilitas yang memadai, warga binaan diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada dan menghasilkan karya-karya berkualitas.

Iskandar mengatakan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan, tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi Warga Binaan.

"Kami ingin mereka memiliki keterampilan yang dapat digunakan di luar sana, sehingga mereka dapat mandiri dan tidak kembali ke jalan yang salah," katanya.

Pembinaan Kemandirian tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga membuka peluang bagi warga binaan Lapas Tahuna untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomis setelah menyelesaikan masa hukuman dan kembali ke masyarakat.

Pewarta : Jorie MR Darondo
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024