Surabaya, 13/6 (AntaraSulut) - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mendukung langkah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir melakukan pengungkapan kasus ijazah palsu.

"Saya dukung kalau pengguna dan produsen ijazah palsu ditangkap," kata mantan Mendikbud M Nuh setelah berbicara dalam Raker Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) Jawa Timur di Surabaya, Sabtu.

Didampingi Ketua PW LPTNU Jatim Prof Dr H Babun Suharto SE MM, ia menjelaskan langkah pengungkapan ijazah palsu itu sebenarnya merupakan tindak lanjut dari UU No.12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.

"Jadi, UU Pendidikan Tinggi (PT) itu zaman saya yang membuat, lalu pemerintah sekarang yang melaksanakan, karena setiap fase pemerintahan tidak dapat melaksanakan semuanya," katanya.

Menurut dia, kepemimpinan zaman dirinya (Mendikbud 2009-2014) lebih fokus pada akses dan kualitas pendidikan tinggi. "Saya lebih fokus pada 'kurikuler', bukan 'ekstra-kurikuler'," katanya.

Di hadapan 59 pimpinan/rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se-Jatim, Nuh meminta antar-PTNU untuk saling belajar dari PTN yang sudah besar. Apalagi untuk PTNU yang masih kecil.

         "PTNU itu tertinggal. Karena itu cara mengejar ketertinggalan bagi orang yang memang sudah tertinggal adalah belajar kepada mereka yang sudah berhasil, jadi ada percepatan," katanya.

         Oleh karena itu, ia berharap PW LPTNU Jatim melakukan kolaborasi PTNU untuk mendorong terjadinya "saling belajar antar-PTNU". "Kalau belajar sendiri justru akan lama," katanya.

         Selain menjadi "kolaborator" saling belajar itu, LPTNU Jatim juga bisa menjadi "provider" yang memungkinkan antar-PTNU ada "transfer" sumber daya manusia berkualitas dan "transfer" metodologi/kurikulum.

       
Warga NU Internasional
    Dalam kesempatan itu, Ketua PW LPTNU Jatim Prof Dr H Babun Suharto SE MM menjelaskan di Jatim sebenarnya ada 109 PTNU, namun yang bergabung dengan LPTNU Jatim masih 59 PTNU.

         "Jadi, masih 60 persen PTNU yang bergabung, namun kami akan tetap mengajak lainnya. Target kami adalah action untuk mengembangkan sumber daya manusia," katanya.

         Oleh karena itu, kata Rektor IAIN Jember itu, LPTNU Jatim akan bekerja sama dengan UIN Sunan Ampel Surabaya untuk peningkatan pendidikan dosen PTNU  se-Jatim.

         "Sesuai saran Pak Nuh, kami juga akan mendorong PTNU yang sudah besar melakukan pendampingan kepada PTNU yang masih kecil. Jadi, PTNU bisa lari sambil menggandeng PTNU lain," katanya.

         Selain itu, pihaknya juga akan merumuskan Kurikulum Aswaja yang sama untuk dipakai PTNU se-Jatim. "Kurikulum Aswaja itu sebenarnya sudah ada tapi tidak standar, karena itu kami akan mengusulkan hal ini dalam Muktamar Ke-33 NU, sekaligus mengusulkan keanggotaan internasional untuk warga NU," katanya.

         Pada Raker yang didahului pelantikan pengurus LPTNU Jawa Timur periode 2015-2018 itu, puluhan peserta dibagi menjadi enam komisi yakni kelembagaan/kerja sama, akademik/kemahasiswaan, tenaga kependidikan, penjaminan mutu, penelitian/pengabdian masyarakat, dan rekomendasi Muktamar Ke-33 NU. 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024