Gorontalo (ANTARA) - Puluhan ekor ternak sapi milik warga di Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, diduga mati karena diracun oleh orang yang tidak dikenal.
Warga Paguyaman Aswin Pange di Gorontalo, Sabtu mengatakan beberapa tahun terakhir, jumlah sapi yang mati mendadak dan diduga diracun itu sudah mencapai lebih dari 50 ekor.
"Terakhir, lima hari yang lalu ada tiga ekor sapi lagi yang ditemukan sudah mati dan kuat dugaan kami, ada yang memberi racun," ucap Aswin.
Ia mengatakan kasus kematian ternak sapi secara mendadak di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Paguyaman ini, sudah berlangsung sejak tahun 2014, namun warga setempat belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
Warga baru mengetahui sapi-sapi tersebut mati keracunan setelah menemukan sisa-sisa bahan kimia sejenis potasium sianida dari dalam isi perut bangkai sapi.
Bahkan kata dia, zat kimia tersebut juga ditemukan di dalam mulut sejumlah sapi yang masih sempat diselamatkan.
Dari temuan itulah, kata Aswin, warga yang ada di tiga wilayah yakni Desa Saripi, Desa Bongo Tua dan Mustika menyimpulkan bahwa hewan ternak mereka telah diberi makanan beracun oleh orang tidak dikenal, sehingga melaporkannya ke pemerintah desa dan kepolisian setempat.
Hingga saat ini kata dia, persoalan lain yang dihadapi masyarakat yaitu, pihak berwenang setempat belum bisa mengungkap fakta dibalik peristiwa tersebut.
"Ini tentu sangat memukul perekonomian kami, apalagi sampai sekarang belum ada satupun pihak yang mau bertanggung jawab. Maka dari itu kami minta pemerintah segera turun tangan melakukan upaya-upaya sesuai prosedur secara profesional," harapnya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Averus Zainuddin mengatakan pihaknya baru menerima informasi tersebut dan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Menurutnya pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab matinya sapi-sapi tersebut, karena masih harus melakukan prosedur mulai dari pengumpulan data hingga uji laboratorium. Namun jika dilihat secara fisik, memang terdapat kemungkinan hewan-hewan tersebut mengalami keracunan.
"Kami akan melakukan langkah-langkah sesuai prosedur yang berlaku. Untuk menentukan fakta dari kejadian ini, harus melibatkan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikannya," kata dia.
Mewakili pemerintah, pihaknya juga mengimbau masyarakat khususnya yang memiliki ternak sapi agar kiranya mengandangkan ternak yang dimiliki sehingga makanan dan minuman dari sapi-sapi tersebut bisa dikontrol secara langsung oleh pemiliknya.
Warga Paguyaman Aswin Pange di Gorontalo, Sabtu mengatakan beberapa tahun terakhir, jumlah sapi yang mati mendadak dan diduga diracun itu sudah mencapai lebih dari 50 ekor.
"Terakhir, lima hari yang lalu ada tiga ekor sapi lagi yang ditemukan sudah mati dan kuat dugaan kami, ada yang memberi racun," ucap Aswin.
Ia mengatakan kasus kematian ternak sapi secara mendadak di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Paguyaman ini, sudah berlangsung sejak tahun 2014, namun warga setempat belum mengetahui secara pasti apa penyebabnya.
Warga baru mengetahui sapi-sapi tersebut mati keracunan setelah menemukan sisa-sisa bahan kimia sejenis potasium sianida dari dalam isi perut bangkai sapi.
Bahkan kata dia, zat kimia tersebut juga ditemukan di dalam mulut sejumlah sapi yang masih sempat diselamatkan.
Dari temuan itulah, kata Aswin, warga yang ada di tiga wilayah yakni Desa Saripi, Desa Bongo Tua dan Mustika menyimpulkan bahwa hewan ternak mereka telah diberi makanan beracun oleh orang tidak dikenal, sehingga melaporkannya ke pemerintah desa dan kepolisian setempat.
Hingga saat ini kata dia, persoalan lain yang dihadapi masyarakat yaitu, pihak berwenang setempat belum bisa mengungkap fakta dibalik peristiwa tersebut.
"Ini tentu sangat memukul perekonomian kami, apalagi sampai sekarang belum ada satupun pihak yang mau bertanggung jawab. Maka dari itu kami minta pemerintah segera turun tangan melakukan upaya-upaya sesuai prosedur secara profesional," harapnya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Averus Zainuddin mengatakan pihaknya baru menerima informasi tersebut dan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Menurutnya pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab matinya sapi-sapi tersebut, karena masih harus melakukan prosedur mulai dari pengumpulan data hingga uji laboratorium. Namun jika dilihat secara fisik, memang terdapat kemungkinan hewan-hewan tersebut mengalami keracunan.
"Kami akan melakukan langkah-langkah sesuai prosedur yang berlaku. Untuk menentukan fakta dari kejadian ini, harus melibatkan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikannya," kata dia.
Mewakili pemerintah, pihaknya juga mengimbau masyarakat khususnya yang memiliki ternak sapi agar kiranya mengandangkan ternak yang dimiliki sehingga makanan dan minuman dari sapi-sapi tersebut bisa dikontrol secara langsung oleh pemiliknya.