Manado (ANTARA) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XVI Gosulutteng, Munawir Sadzali Razak, berharap lulusan perguruan tinggi tidak menambah angka pengangguran.
"Sebagaimana data BPS ada sebanyak 7,2 juta jiwa angkatan kerja kita yang statusnya pengangguran terbuka, dan mirisnya lebih dari 10 persen atau sekitar 780.000 orang angkatan kerja itu merupakan lulusan perguruan tinggi," kata Munawir pada acara wisuda Universitas Sariputra Indonesia Tomohon (Unsrit) di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran, pertama transformasi teknologi.
"Kita melihat teknologi yang semakin maju mengakibatkan banyak pekerjaan yang mungkin selama ini dikerjakan oleh manusia mulai digantikan oleh mesin, oleh robot, dan teknologi," ujarnya.
Paling sederhana, kata dia, ketika berbicara terkait dengan industri, di situ didapatkan fakta bahwa pertumbuhan pegawai misalnya di Bank SulutGo cenderung stagnan atau bahkan minus.
"Jadi lebih banyak yang pensiun dari pada yang direkrut, karena pekerjaan di sektor perbankan itu sekarang lebih banyak menggunakan teknologi transformasi digital sehingga peran manusia itu semakin sedikit," ujarnya.
Faktor kedua yang ikut menyebabkan angka pengangguran tinggi adalah kondisi kelebihan suplai bila dibandingkan lapangan kerja yang tersedia.
Karena itu dia berharap setelah lulus dari perguruan tinggi mahasiswa jangan menjadi atau menambah angka pengangguran.
"Harapan saya sangat sederhana, jangan sampai kalian menjadi pengangguran atau menambah angka pengangguran. Segeralah mendapatkan pekerjaan yang layak dalam waktu yang cepat dengan penghasilan yang tentu saja layak. Jangan menjadi pengangguran karena saat ini salah satu masalah kita adalah meningkatnya angka pengangguran," ujarnya.
"Sebagaimana data BPS ada sebanyak 7,2 juta jiwa angkatan kerja kita yang statusnya pengangguran terbuka, dan mirisnya lebih dari 10 persen atau sekitar 780.000 orang angkatan kerja itu merupakan lulusan perguruan tinggi," kata Munawir pada acara wisuda Universitas Sariputra Indonesia Tomohon (Unsrit) di Manado, Rabu.
Dia mengatakan, ada beberapa faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran, pertama transformasi teknologi.
"Kita melihat teknologi yang semakin maju mengakibatkan banyak pekerjaan yang mungkin selama ini dikerjakan oleh manusia mulai digantikan oleh mesin, oleh robot, dan teknologi," ujarnya.
Paling sederhana, kata dia, ketika berbicara terkait dengan industri, di situ didapatkan fakta bahwa pertumbuhan pegawai misalnya di Bank SulutGo cenderung stagnan atau bahkan minus.
"Jadi lebih banyak yang pensiun dari pada yang direkrut, karena pekerjaan di sektor perbankan itu sekarang lebih banyak menggunakan teknologi transformasi digital sehingga peran manusia itu semakin sedikit," ujarnya.
Faktor kedua yang ikut menyebabkan angka pengangguran tinggi adalah kondisi kelebihan suplai bila dibandingkan lapangan kerja yang tersedia.
Karena itu dia berharap setelah lulus dari perguruan tinggi mahasiswa jangan menjadi atau menambah angka pengangguran.
"Harapan saya sangat sederhana, jangan sampai kalian menjadi pengangguran atau menambah angka pengangguran. Segeralah mendapatkan pekerjaan yang layak dalam waktu yang cepat dengan penghasilan yang tentu saja layak. Jangan menjadi pengangguran karena saat ini salah satu masalah kita adalah meningkatnya angka pengangguran," ujarnya.