Manado (ANTARA) - Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado memberdayakan Kelompok Asosiasi Pengusaha Industri Kecil (APIK) dalam
penerapan teknologi ukiran laser pada kerajinan turunan kelapa di Sulawesi Utara (Sulut).
"Pelatihan PKM yang berfokus pada peningkatan keterampilan teknis dan manajerial perajin, terutama dalam penerapan teknologi ukiran laser," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Ade Yusupa, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek (Kemendikbudristek) dan bertujuan untuk memperkenalkan program pemberdayaan kepada para perajin, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.
Ade Yusupa mengatakan pihaknya melakukan penyerahan mesin teknologi ukiran laser kepada kelompok perajin APIK.
Penyerahan ini menandai dimulainya penerapan teknologi modern dalam produksi kerajinan turunan kelapa di Sulawesi Utara, disertai dengan transfer ilmu yang dilakukan melalui serangkaian pelatihan intensif.
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan Kelompok APIK melalui penerapan teknologi ukiran laser pada kerajinan berbahan turunan kelapa.
Program ini melibatkan pelatihan teknologi, pengembangan model bisnis, serta pendampingan produksi.
Diharapkan hasil dari kegiatan ini berupa peningkatan kapasitas produksi, kualitas produk, dan akses pasar yang lebih luas.
Teknologi yang diterapkan yakni laser yang digunakan dalam pelatihan ini adalah laser semikonduktor cahaya biru dengan panjang gelombang 450-455nm, yang merupakan jenis laser diode yang biasa digunakan untuk ukiran presisi tinggi.
Laser ini menawarkan daya lebih rendah dibandingkan laser CO2, namun sangat efektif dalam aplikasi ukiran presisi untuk bahan organik seperti turunan kelapa.
"Dari pelatihan dan bantuan ini, kami mengharapkan 90 persen peserta diharapkan mampu mengoperasikan mesin ukiran laser, dan 80 persen peserta diharapkan menghasilkan produk baru dengan desain inovatif," kata Ade Yusupa yang didampingi oleh tim lainnya Dr Zuldesmi dan Dr Irvan Trang.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para perajin anggota APIK dapat mengaplikasikan teknologi ukiran laser dalam kegiatan sehari-hari, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kerajinan turunan kelapa.
Selain itu, katanya, pelatihan pemasaran digital diharapkan dapat memperluas pasar mereka, baik lokal maupun nasional.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi teknis dan manajerial para perajin, tetapi juga membangun koneksi strategis antara akademisi, pengusaha, dan pemerintah daerah.
Teknologi ukiran laser sebagai inovasi diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing produk Sulawesi Utara di pasar nasional dan internasional.
penerapan teknologi ukiran laser pada kerajinan turunan kelapa di Sulawesi Utara (Sulut).
"Pelatihan PKM yang berfokus pada peningkatan keterampilan teknis dan manajerial perajin, terutama dalam penerapan teknologi ukiran laser," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Ade Yusupa, di Manado, Sabtu.
Dia mengatakan kegiatan ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Diktiristek (Kemendikbudristek) dan bertujuan untuk memperkenalkan program pemberdayaan kepada para perajin, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.
Ade Yusupa mengatakan pihaknya melakukan penyerahan mesin teknologi ukiran laser kepada kelompok perajin APIK.
Penyerahan ini menandai dimulainya penerapan teknologi modern dalam produksi kerajinan turunan kelapa di Sulawesi Utara, disertai dengan transfer ilmu yang dilakukan melalui serangkaian pelatihan intensif.
Ia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan Kelompok APIK melalui penerapan teknologi ukiran laser pada kerajinan berbahan turunan kelapa.
Program ini melibatkan pelatihan teknologi, pengembangan model bisnis, serta pendampingan produksi.
Diharapkan hasil dari kegiatan ini berupa peningkatan kapasitas produksi, kualitas produk, dan akses pasar yang lebih luas.
Teknologi yang diterapkan yakni laser yang digunakan dalam pelatihan ini adalah laser semikonduktor cahaya biru dengan panjang gelombang 450-455nm, yang merupakan jenis laser diode yang biasa digunakan untuk ukiran presisi tinggi.
Laser ini menawarkan daya lebih rendah dibandingkan laser CO2, namun sangat efektif dalam aplikasi ukiran presisi untuk bahan organik seperti turunan kelapa.
"Dari pelatihan dan bantuan ini, kami mengharapkan 90 persen peserta diharapkan mampu mengoperasikan mesin ukiran laser, dan 80 persen peserta diharapkan menghasilkan produk baru dengan desain inovatif," kata Ade Yusupa yang didampingi oleh tim lainnya Dr Zuldesmi dan Dr Irvan Trang.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para perajin anggota APIK dapat mengaplikasikan teknologi ukiran laser dalam kegiatan sehari-hari, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kerajinan turunan kelapa.
Selain itu, katanya, pelatihan pemasaran digital diharapkan dapat memperluas pasar mereka, baik lokal maupun nasional.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat kompetensi teknis dan manajerial para perajin, tetapi juga membangun koneksi strategis antara akademisi, pengusaha, dan pemerintah daerah.
Teknologi ukiran laser sebagai inovasi diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan daya saing produk Sulawesi Utara di pasar nasional dan internasional.