Manado (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara mengoptimalkan peran Kampung Keluarga Berkualitas untuk mempercepat penurunan angka stunting di daerahnya.
"Salah satu permasalahan yang menjadi fokus saat ini adalah tingginya prevalensi stunting anak balita. Karena itu, BKKBN menginisiasi pelaksanaan orientasi pengelolaan Kampung KB untuk mempercepat penurunan angka stunting tersebut," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, D Tino Tandaju di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Rabu.
Dia menjelaskan, Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan pemutakhiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi Sulawesi Utara targetnya adalah 19 persen di tahun 2024 dan 5,9 persen di tahun 2045.
Angka prevalensi stunting di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
"Kami berharap pemahaman masyarakat terkait ketahanan keluarga dan percepatan penurunan stunting dapat diteruskan kepada warga lainnya," ajaknya.
Staf ahli Bupati Bidang Pemerintah Politik dan Hukum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Santoro menyebutkan, Desa Duini meraih penghargaan terbaik pertama Rumah Data Kependudukan Konvensional Tingkat Provinsi Sulut.
"Prestasi ini hendaknya memberikan motivasi kepada seluruh desa untuk memberikan penguatan Kampung KB berkualitas, khususnya dalam upaya percepatan penurunan stunting di desa," ujarnya.
Dia berharap, koordinasi lintas sektor terkait penurunan stunting harus diperkuat, begitupun dengan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan program tersebut.
Dia mengatakan, orientasi pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam rangka percepatan penurunan stunting dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para pengelola KB, dan sebagai acuan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
"Salah satu permasalahan yang menjadi fokus saat ini adalah tingginya prevalensi stunting anak balita. Karena itu, BKKBN menginisiasi pelaksanaan orientasi pengelolaan Kampung KB untuk mempercepat penurunan angka stunting tersebut," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulut, D Tino Tandaju di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Rabu.
Dia menjelaskan, Kementerian PPN/Bappenas telah melakukan pemutakhiran target prevalensi stunting nasional dan provinsi Sulawesi Utara targetnya adalah 19 persen di tahun 2024 dan 5,9 persen di tahun 2045.
Angka prevalensi stunting di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa tersebut sebesar 21,3 persen atau naik 0,8 persen dari tahun 2022 sebesar 20,5 persen.
"Kami berharap pemahaman masyarakat terkait ketahanan keluarga dan percepatan penurunan stunting dapat diteruskan kepada warga lainnya," ajaknya.
Staf ahli Bupati Bidang Pemerintah Politik dan Hukum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Santoro menyebutkan, Desa Duini meraih penghargaan terbaik pertama Rumah Data Kependudukan Konvensional Tingkat Provinsi Sulut.
"Prestasi ini hendaknya memberikan motivasi kepada seluruh desa untuk memberikan penguatan Kampung KB berkualitas, khususnya dalam upaya percepatan penurunan stunting di desa," ujarnya.
Dia berharap, koordinasi lintas sektor terkait penurunan stunting harus diperkuat, begitupun dengan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan program tersebut.
Dia mengatakan, orientasi pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dalam rangka percepatan penurunan stunting dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi para pengelola KB, dan sebagai acuan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.