Washington (ANTARA) - Sebuah kru terlatih gagal memantau penurunan kecepatan pesawat Rockwell B-1B Lancer Stealth sebelum pendaratan rutin dan bertanggung jawab langsung atas kegagalan pendaratan pesawat senilai hampir setengah miliar dolar AS (Rp7,4 triluin) pada 4 Januari lalu, demikian bunyi sebuah laporan resmi, Kamis.

"Presiden Dewan Investigasi Kecelakaan mendapati berdasarkan bukti yang cukup bahwa penyebab kecelakaan adalah kurangnya pemeriksaan silang komposit yang efektif oleh the MC (Mishap Crew/Kru Kecelakaan)," kata laporan tersebut.

Mishap Crew/Kru Kecelakaan (MC) adalah personel di bandar udara yang bertanggungjawab mengantisipasi dan menangani bila terjadi kecelakaan pesawat.

Pesawat berteknologi tinggi yang sangat mahal tersebut, merupakan bagian dari kekuatan penyerang elit pasukan pembom berawak berkemampuan nuklir AS.

Pesawat itu jatuh karena kru gagal memantau penurunan kecepatan dan ketinggian yang berbahaya, kata laporan itu.

"Kru Kecelakaan gagal melakukan pemeriksaan silang yang efektif dengan tidak mengenali penurunan kecepatan udara dan percepatan laju penurunan pesawat," kata laporan tersebut.

Bomber B-1B mendarat darurat di Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth, 100 kaki (30,48 meter) dari Runway 13.

Empat awaknya berhasil keluar dengan selamat tetapi pesawat terbakar dan kerugian total mencapai angka 456.248.485 dolar AS (sekitar Rp7,4 triliun), tambah laporan itu.

Sumber: Sputnik-OANA



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AU AS rugi Rp7,4triliun akibat pesawat pembom siluman B-1B terbakar

Pewarta : Primayanti
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024