Sitaro (21/4) AntaraSulut - Kementerian Kesehatan RI selayaknya memberi perhatian ekstra bagi keberadaan rumah sakit di daerah perbatasan, dengan menyediakan fasilitas alat kesehatan maupun tenaga medis dan paramedis memadai.

"Daerah perbatasan dan kepulauan seperti Sitaro ini membutuhkan infrastruktur yang lebih lengkap karena terpaut jarak yang jauh dan melintas laut jika butuh penanganan medis di rumah sakit pusat di Manado," kata Ketua DPRD Sitaro, Djibton Tamudia, di Siau, Selasa pagi.

Tamudia mengatakan, kondisi riil di lapangan terpantau dua rumah sakit umum daerah di Sitaro saat ini mengalami keterbatasan fasilitas maupun tenaga medis dan paramedis. Ini karena keterbatasan dana yang dimiliki daerah.

"Sudah dana terbatas, permintaan formasi CPNS dokter, perawat, bidan juga sangat sedikit yang disetujui kementerian aparatir negara dan reformasi birokrasi," katanya.

Akibat keterbatasan ini, lanjut Tamudia, layanan kesehatan bagi ibu hamil yang perlu operasi cesar harus dirujuk ke RSUP Malalayang di Manado. Ini sangat berisiko jika bertepatan dengan cuaca buruk.

Tamudia menyarankan solusi tepat mengatasi keterbatasan ini dengan mendirikan rumah sakit umum pusat (RSUP) di daerah kepulauan yang dikelola langsung kementerian kesehatan.

"Atau Kemenkes perlu meningkatkan kapasitas infrastruktur dan sumber daya RSUD dengan kualifikasi layanan setara RSUP," tambah Tamudia.

Saat ini di Sitaro terdapat dua RSUD yaitu RSUD Sawang di pulau Siau dan RSUD Bahoi di Tagulandang. RSUD Sawang sebelumnya
berstatus rumah sakit lapangan yang konstruksi gedungnya non permanen.

Pewarta : Fidel Malumbot
Editor :
Copyright © ANTARA 2024