Manado, 10/4 (AntaraSulut) - Ketua Wirausaha Bank Indonesia (WUBI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ivanry Matu mengatakan, ke depan pihaknya akan melakukan ekspansi pembangunan pabrik briket arang tempurung karena memiliki pasar menjanjikan.

"Pasar briket arang tempurung sangat diminati masyarakat Eropa, Amerika dan Timur Tengah," kata Ivanry, di Manado, Jumat.

Ivanry mengatakan, peluang pasar yang cukup besar tersebut mendorong WUBI Sulut untuk mengembangkan bisnis tersebut.

"Briket arang tempurung akan memberikan nilai tambah yang lebih bagi petani dan industri kecil di Sulut," jelasnya.

Briket Arang tempurung kelapa sampai kapanpun akan dibutuhkan, karena adalah salah satu alternatif penghasil energi yang ramah lingkungan.

Konsumen dalam maupun laur negeri sangat meminati terhadap produk briket tempurung tersebut karena pasar atau pembeli sangat terbuka.

Untuk membuat briket tempurung kelapa ada beberapa hal yang perlu disiapkan, antara lain bahan baku, alat dan mesin proses dan ilmu atau teknik membuat briket tempurung kelapa.

Untuk membuat arang, katanya, ada beberapa proses antara lain dengan cara pirolisis atau juga dengan pembakaran melalui drum tertutup. Bedanya adalah proses pirolisis akan menghasilkan asap cair, sementara pembakaran drum tertutup, asap dibuang keluar.

Membuat briket, dapat dilakukan secara manual maupun otomatis, untuk membantu memperlancar proses produksi, mesin otomatis lah yang biasanya dipilih.

Tempurung kelapa dibuat arang dengan cara pengarangan manual melalui tong kemudian (dibakar) dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong arang tersebut atau dengan cara proses pirolisis, yakni tempurung dimasukkan ke dalam tangki pirolisis dalam keadaan tertutup, kemudian asap dikondensasikan hingga dapat asap cair.

Tepung tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan lem kanji. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan briket dan kemudian dilakukan pengovenan maupun penjemuran.

***3***




Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024