Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan edukasi cinta bangga dan paham (CBP) Rupiah kepada pelajar di Kabupaten Kepulauan Talaud yang merupakan wilayah perbatasan Sulawesi Utara dengan Filipina.
"Kali ini BI mengedukasi CBP kepada pelajar SD dan SMP di Desa Kakorotan, Kecamatan Nanusa," kata Kepala BI Sulut Andry Prasmuko, di Talaud, Selasa.
Dia mengatakan edukasi CBP Rupiah ini berlangsung di sela-sela Ritual Adat Mane'e di Pulau Intata, Talaud.
Andry menjelaskan edukasi CBP Rupiah wajib diberikan sejak dini, tujuannya, agar anak-anak bisa paham, manfaat, fungsi dan makna rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Asisten Direktur BI Perwakilan Sulawesi Utara Bidang Sistem Pembayaran dan Peredaran Uang Rupiah (SP PUR) Ahmadi Rahman mengatakan CBP Rupiah merupakan literasi kepada masyarakat dengan tujuan agar mereka bangga menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran resmi.
Apalagi, katanya, di wilayah perbatasan pasti dengan mudahnya mata uang asing bisa masuk.
Sekaligus, katanya, tidak menggunakan rupiah secara serampangan.
"Saya mengajak agar menggunakan rupiah secara bijaksana," katanya.
Di sisi lain, katanya, CBP Rupiah bertujuan mewujudkan kedaulatan Bangsa Indonesia.
Terlebih lagi, katanya, di wilayah Kepulauan Nusa Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina.
"Kali ini BI mengedukasi CBP kepada pelajar SD dan SMP di Desa Kakorotan, Kecamatan Nanusa," kata Kepala BI Sulut Andry Prasmuko, di Talaud, Selasa.
Dia mengatakan edukasi CBP Rupiah ini berlangsung di sela-sela Ritual Adat Mane'e di Pulau Intata, Talaud.
Andry menjelaskan edukasi CBP Rupiah wajib diberikan sejak dini, tujuannya, agar anak-anak bisa paham, manfaat, fungsi dan makna rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Asisten Direktur BI Perwakilan Sulawesi Utara Bidang Sistem Pembayaran dan Peredaran Uang Rupiah (SP PUR) Ahmadi Rahman mengatakan CBP Rupiah merupakan literasi kepada masyarakat dengan tujuan agar mereka bangga menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran resmi.
Apalagi, katanya, di wilayah perbatasan pasti dengan mudahnya mata uang asing bisa masuk.
Sekaligus, katanya, tidak menggunakan rupiah secara serampangan.
"Saya mengajak agar menggunakan rupiah secara bijaksana," katanya.
Di sisi lain, katanya, CBP Rupiah bertujuan mewujudkan kedaulatan Bangsa Indonesia.
Terlebih lagi, katanya, di wilayah Kepulauan Nusa Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina.