Manado, (ANTARA Sulut) - Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Martedhy Tenggehi mengatakan, tingkat kesejahteraan petani sektor hortikultura di daerah itu, mengalami penurunan.
"Pada Maret 2015, nilai tukar petani (NTP) sub sektor hortikultura dengan angka indeks 103.15, turun 0,77 persen dibanding Februari 2015 masih sebesar 103.96," kata Martedhy, di Manado, Selasa.
Martedhy mengatakan, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani melemah 0,03 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani justru meningkat sebesar 0,75 persen.
Dia mengatakan komoditas yang mendominasi pada perubahan NTP sub sektor hortikultura adalah sayur kol atau kubis sebesar 6,38 persen, cabai rawit 7,50 persen dan pisang sebesar 7,88 persen.
Sama halnya dengan sub sektor tanaman pangan, NTP pada sub sektor hortikultura nilainya masih berada di bawah 100.
Artinya kemampuan daya beli rumah tangga petani sub sektor hortikultura dalam memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk biaya produksi dan penambahan barang modal, untuk usaha pertaniannya tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2012.
Martedhy mengatakan secara keseluruhan NTP Sulut pada Maret 2015 sebesar 97.49 atau turun sebesar 1,04 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya 98,51.
Penurunan tersebut, katanya, disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,46 persen.
"Pada Maret 2015, nilai tukar petani (NTP) sub sektor hortikultura dengan angka indeks 103.15, turun 0,77 persen dibanding Februari 2015 masih sebesar 103.96," kata Martedhy, di Manado, Selasa.
Martedhy mengatakan, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani melemah 0,03 persen, sebaliknya indeks harga yang dibayar petani justru meningkat sebesar 0,75 persen.
Dia mengatakan komoditas yang mendominasi pada perubahan NTP sub sektor hortikultura adalah sayur kol atau kubis sebesar 6,38 persen, cabai rawit 7,50 persen dan pisang sebesar 7,88 persen.
Sama halnya dengan sub sektor tanaman pangan, NTP pada sub sektor hortikultura nilainya masih berada di bawah 100.
Artinya kemampuan daya beli rumah tangga petani sub sektor hortikultura dalam memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk biaya produksi dan penambahan barang modal, untuk usaha pertaniannya tidak lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2012.
Martedhy mengatakan secara keseluruhan NTP Sulut pada Maret 2015 sebesar 97.49 atau turun sebesar 1,04 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya 98,51.
Penurunan tersebut, katanya, disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,46 persen.