Manado (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa tingkatkan produksi komoditas bawang, rica atau cabai, tomat (barito) guna menekan laju inflasi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Penjabat Bupati Minahasa Jemmy Kumendong, di Tondano, Rabu, mengatakan, komoditas yang paling sering menjadi penyebab terjadinya inflasi di Sulawesi Utara adalah beras, bawang, tomat dan cabai, termasuk cabai rawit.
Hal itu berarti, kata Jemmy, kebutuhan masyarakat akan komoditas tersebut sangat besar dan perlu penanganan yang lebih intensif lagi.
Dia mengatakan dengan panen cabai keriting di Desa Tonsea Lama, Kabupaten Minahasa ini, diharapkan sedikit berpengaruh di pasar, harga menjadi normal dan inflasi terkendali.
Diharapkan juga hal ini jadi pemicu bagi petani lain untuk menanam cabai keriting, supaya dari sisi pemerintah ketersediaan pasokan tetap ada, dari sisi petani dapat meningkatkan kesejahteraan.
Ketua Kelompok Tani Friends Farming Tonsea Lama Jansen Pondaag mengatakan, lahan yang digunakan untuk menanam cabai keriting seluas 1 hektare.
“Di lahan ini kami menanam 12 ribu pohon dengan produksi hasil total 20 ton, dan dalam setahun bisa dilakukan dua kali masa tanam,” katanya.
Sedangkan untuk tomat yang ditanam, menurut Jansen, sebanyak 1.000 pohon dengan hasil 3 kg per pohon, sehingga produksi total mencapai tiga ton dalam sekali panen, dan dalam setahun tiga kali musim tanam.
Untuk pemasaran, dari pengepul yang datang mengambil langsung dan sebagian langsung dipasarkan ke pasar Tondano.
Panen ini dilakukan di lahan yang diolah oleh Kelompok Tani Friends Farming yang berada di Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa.
Kelompok tani ini merupakan binaan Pemkab Minahasa, dan dalam pengelolaannya telah menggunakan Dana Desa sesuai dengan kebijakan nasional. Sebanyak 20 persen Dana Desa memang bisa digunakan untuk penanganan inflasi di daerah.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Darmawan Hutabarat mengatakan, BI sangat mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan implementasi dari hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi (TPID) wilayah Minahasa yang digelar di Amurang pada Februari 2024 lalu.
Dia mengatakan dalam HLM TPID se Minahasa yang digelar di Amurang, di mana salah satu rekomendasinya adalah meningkatkan produksi cabe, bawang, tomat. Panen cabai keriting ini pun merupakan salah satu implementasi dari kesepakatan pada HLM tersebut.
Penjabat Bupati Minahasa Jemmy Kumendong, di Tondano, Rabu, mengatakan, komoditas yang paling sering menjadi penyebab terjadinya inflasi di Sulawesi Utara adalah beras, bawang, tomat dan cabai, termasuk cabai rawit.
Hal itu berarti, kata Jemmy, kebutuhan masyarakat akan komoditas tersebut sangat besar dan perlu penanganan yang lebih intensif lagi.
Dia mengatakan dengan panen cabai keriting di Desa Tonsea Lama, Kabupaten Minahasa ini, diharapkan sedikit berpengaruh di pasar, harga menjadi normal dan inflasi terkendali.
Diharapkan juga hal ini jadi pemicu bagi petani lain untuk menanam cabai keriting, supaya dari sisi pemerintah ketersediaan pasokan tetap ada, dari sisi petani dapat meningkatkan kesejahteraan.
Ketua Kelompok Tani Friends Farming Tonsea Lama Jansen Pondaag mengatakan, lahan yang digunakan untuk menanam cabai keriting seluas 1 hektare.
“Di lahan ini kami menanam 12 ribu pohon dengan produksi hasil total 20 ton, dan dalam setahun bisa dilakukan dua kali masa tanam,” katanya.
Sedangkan untuk tomat yang ditanam, menurut Jansen, sebanyak 1.000 pohon dengan hasil 3 kg per pohon, sehingga produksi total mencapai tiga ton dalam sekali panen, dan dalam setahun tiga kali musim tanam.
Untuk pemasaran, dari pengepul yang datang mengambil langsung dan sebagian langsung dipasarkan ke pasar Tondano.
Panen ini dilakukan di lahan yang diolah oleh Kelompok Tani Friends Farming yang berada di Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa.
Kelompok tani ini merupakan binaan Pemkab Minahasa, dan dalam pengelolaannya telah menggunakan Dana Desa sesuai dengan kebijakan nasional. Sebanyak 20 persen Dana Desa memang bisa digunakan untuk penanganan inflasi di daerah.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Darmawan Hutabarat mengatakan, BI sangat mengapresiasi kegiatan ini karena merupakan implementasi dari hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi (TPID) wilayah Minahasa yang digelar di Amurang pada Februari 2024 lalu.
Dia mengatakan dalam HLM TPID se Minahasa yang digelar di Amurang, di mana salah satu rekomendasinya adalah meningkatkan produksi cabe, bawang, tomat. Panen cabai keriting ini pun merupakan salah satu implementasi dari kesepakatan pada HLM tersebut.