Manado,  (ANTARA Sulut) - Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara, Yusnang mengatakan diperlukan kebersamaan dalam mencegah peredaran uang palsu di Provinsi Sulut.

"Hingga pekan ketiga Maret 2015, pada sektor sistem pembayaran masih ditemukan uang palsu beredar di Sulut," kata Yusnang, di Manado, Jumat.

Yusnang mengatakan, hingga pekan ketiga Maret 2015, uang palsu yang ditemukan sebanyak 50 lembar, terdiri pecahan 100.000, pecahan 50.000, pecahan 20.000 dan pecahan 5.000.

"Untuk pecahan 100.000 sebanyak 23 lembar dengan nominal 2,3 juta, pecahan 50.000 sebanyak 24 lembar dengan nominal 1,2 juta, serta pecahan 20.000 sebanyak dua lembar dan pecahan 5.000 satu lembar.

Dia mengatakan, diperlukan kerja sama setiap pihak untuk dapat mencegah semakin banyaknya peredaran uang palsu.

Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran Indonesia terus berperan aktif untuk mengendalikan peredaran uang palsu, salah satunya adalah dengan sosialisasi keaslian rupiah dengan cara dilihat, diraba, diterawang (3D).

Ke depan, katanya, masyarakat diharapkan untuk dapat lebih waspada dan peka dalam mengenali keaslian rupiah serta bekerja sama dengan pihak yang berwajib untuk penanganan kasus peredaran uang palsu.

Selain sosialisasi keaslian uang rupiah kepada dunia perbankan dan pelaku usaha juga selalu dilakukan di pusat keramaian masyarakat seperti pasar tradisional dan swalayan di Sulut.

Juga, dia mengatakan salah satu mencegah peredaran uang palsu dengan menggunakan transaksi nontunai yang telah disiapkan perbankan di Sulut

Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024