Manado, (ANTARA Sulut) - Bank Indonesia (BI) fokus pada upaya menjaga stabilitas makro ekonomi di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

"BI berkomitmen untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makro prudensial serta meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan," kata Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Luctor Tapiheru, di Manado, Jumat.

Luctor mengatakan BI juga akan mendorong percepatan reformasi struktural dalam menjaga stabilitas makro ekonomi tersebut.

Dia mengatakan BI akan mendukung langkah-langkah lanjutan yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan reformasi struktural dalam rangka memperkuat neraca pembayaran.

Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta prospek dan risiko perekonomian ke depan.

BI juga telah memutuskan mempertahankan BI rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga penempatan dana rupiah (deposit facilities) 5,50 persen dan penyediaan dana rupiah (lending facilities) pada level delapan persen.

Keputusan tersebut, katanya, sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi sebesar empat persen pada tahun 2015 dan 2016.

Juga, katanya, akan mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5 hingga tiga persen terhadap PDB dalam jangka panjang.

Sehubungan dengan itu, katanya, BI juga memperkuat langkah-langkah untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.


Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024