Manado (ANTARA) - Kodam XIII/Merdeka melaksanakan Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Makodam XIII/Merdeka, Jalan 14 Februari, Teling Atas, Kota Manado, Sulawesi Utara, Rabu.
Shalat tersebut dihadiri Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya bersama Prajurit, PNS dan keluarga besar Kodam XIII/Merdeka beserta masyarakat sekitar.
Bertindak selaku Imam shalat H Husnan Yoyatan, yang saat ini menjabat sebagai Ketua MUI Kecamatan Mapanget Manado, serta Khotib Dr H Abdul Rasyid Gandon, sebagai Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Sulut.
Dalam khotbahnya Abdul Rasyid, menyampaikan bahwa memaknai Idul Fitri sebagai hari nan suci, ibarat lembaran baru kertas putih.
Maka kita jadikan sebagai titik balik atas rekam jejak di kehidupan kita, sebagai momentum untuk dapat melakukan muhasabah diri.
“Menjaga esensi Idul Fitri hari ini adalah upaya untuk mengembalikan kefitraan kita yang diilustrasikan sebagai lembaran kertas putih, maka sekiranya selama ini banyak berbuat dosa saat inilah kita bertaubat,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa kesucian ini harus terus dijaga, dengan menumbuhkan kesadaran dan komitmen untuk dapat mewujudkan pribadi muttaqin dengan mengoreksi diri masing-masing secara pribadi.
Ketua IPIM Sulut ini menutup khotbah dengan memimpin doa keselamatan dan kemaslahatan umat Islam secara khusus dan kedamaian dunia secara umum.
Shalat tersebut dihadiri Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Candra Wijaya bersama Prajurit, PNS dan keluarga besar Kodam XIII/Merdeka beserta masyarakat sekitar.
Bertindak selaku Imam shalat H Husnan Yoyatan, yang saat ini menjabat sebagai Ketua MUI Kecamatan Mapanget Manado, serta Khotib Dr H Abdul Rasyid Gandon, sebagai Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Sulut.
Dalam khotbahnya Abdul Rasyid, menyampaikan bahwa memaknai Idul Fitri sebagai hari nan suci, ibarat lembaran baru kertas putih.
Maka kita jadikan sebagai titik balik atas rekam jejak di kehidupan kita, sebagai momentum untuk dapat melakukan muhasabah diri.
“Menjaga esensi Idul Fitri hari ini adalah upaya untuk mengembalikan kefitraan kita yang diilustrasikan sebagai lembaran kertas putih, maka sekiranya selama ini banyak berbuat dosa saat inilah kita bertaubat,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa kesucian ini harus terus dijaga, dengan menumbuhkan kesadaran dan komitmen untuk dapat mewujudkan pribadi muttaqin dengan mengoreksi diri masing-masing secara pribadi.
Ketua IPIM Sulut ini menutup khotbah dengan memimpin doa keselamatan dan kemaslahatan umat Islam secara khusus dan kedamaian dunia secara umum.