Kairo, 15/3 (Antara) - Jumlah warga negara Mesir yang telah meninggalkan Libya akibat kriris di negara itu sudah lebih dari 113.000 orang
Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Mesir Nahid AlAshri menegaskan bahwa pemerintah sedang memfasilitasi untuk mencarikan lapangan kerja bagi mereka.
"Tercatat 113.266 warga Mesir telah tiba di Mesir dari Libya dan pemerintah sedang menyiapkan lapangan kerja sesuai keahlian mereka," kata menteri wanita itu, Minggu.
Dijelaskan, kementeriannya tengah berkoordinasi dengan semua lembaga pemerintahan dan badan usaha milik negara untuk menampung warganya yang kehilangan pekerjaan dari mengadu nasib di negara tetangganya itu.
Menurut Menteri Nahid, dari jumlah tersebut, pihaknya sudah mendata 74.846 orang untuk ditempatkan di berbagai sektor pekerjaan.
Lembaga-lembaga yang siap menampung pekerja tersebut di antaranya, 62.723 orang di sektor konstruksi, 4.468 orang di sektor jasa pelayanan, 4.716 orang di sektor pertanian dan perikanan, 485 orang di sektor periwisata dan perhotelan, dan 98 orang di saja kesehatan.
Warga Mesir tersebut berbondong-bondong meninggalkan Libya menyusul krisis politik dan keamanan.
Sejumlah warga Mesir yang kembali dari Libya mengaku mendapat teror dan ancaman pembunuhan dari kelompok garis keras penentang pemerintah.
Sebanyak 21 warga Koptik Mesir dibunuh di sebuah pantai di Libya dan vedeo pembunuhan tersebut diunggah ke jejaring sosial youtube pada bulan lalu.
Penyiaran vedeo pembunuhan itu, tak pelak lagi menimbulkan kemarahan di Mesir.
Tak lama setelah tersebarnya video pembunuhan tersebut, Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi memerintahkan serangan militer terhadap tempat-tempat persembunyian kelompok garis keras.
Amnesti Internasional menuduh serangan militer Mesir itu menelan banyak korban warga sipil, namun pemerintah Mesir membantah tuduhan tersebut.
Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Mesir Nahid AlAshri menegaskan bahwa pemerintah sedang memfasilitasi untuk mencarikan lapangan kerja bagi mereka.
"Tercatat 113.266 warga Mesir telah tiba di Mesir dari Libya dan pemerintah sedang menyiapkan lapangan kerja sesuai keahlian mereka," kata menteri wanita itu, Minggu.
Dijelaskan, kementeriannya tengah berkoordinasi dengan semua lembaga pemerintahan dan badan usaha milik negara untuk menampung warganya yang kehilangan pekerjaan dari mengadu nasib di negara tetangganya itu.
Menurut Menteri Nahid, dari jumlah tersebut, pihaknya sudah mendata 74.846 orang untuk ditempatkan di berbagai sektor pekerjaan.
Lembaga-lembaga yang siap menampung pekerja tersebut di antaranya, 62.723 orang di sektor konstruksi, 4.468 orang di sektor jasa pelayanan, 4.716 orang di sektor pertanian dan perikanan, 485 orang di sektor periwisata dan perhotelan, dan 98 orang di saja kesehatan.
Warga Mesir tersebut berbondong-bondong meninggalkan Libya menyusul krisis politik dan keamanan.
Sejumlah warga Mesir yang kembali dari Libya mengaku mendapat teror dan ancaman pembunuhan dari kelompok garis keras penentang pemerintah.
Sebanyak 21 warga Koptik Mesir dibunuh di sebuah pantai di Libya dan vedeo pembunuhan tersebut diunggah ke jejaring sosial youtube pada bulan lalu.
Penyiaran vedeo pembunuhan itu, tak pelak lagi menimbulkan kemarahan di Mesir.
Tak lama setelah tersebarnya video pembunuhan tersebut, Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi memerintahkan serangan militer terhadap tempat-tempat persembunyian kelompok garis keras.
Amnesti Internasional menuduh serangan militer Mesir itu menelan banyak korban warga sipil, namun pemerintah Mesir membantah tuduhan tersebut.