Manado, (ANTARA Sulut) - Perum Bulog Divre Sulawesi Utara (Sulut) telah mengeluarkan sebanyak 60 ton beras untuk operasi pasar (OP) guna meredam kenaikan harga di pasaran.

"Sejak dilakukan OP beras, sampai saat ini sudah 60 ton yang dikeluarkan," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Yayan Suparyan di Manado, Rabu.

Yayan mengatakan saat ini OP masih berlangsung, baik di pasar tradisional maupun pusat-pusat pemukiman padat penduduk berpenghasilan rendah namun antusias masyarakat tidak seperti di Pulau Jawa.

"Bulog melakukan OP beras, namun antusias masyarakat sangat minim dalam pembelian, rata-rata dalam sehari hanya terjual sekitar satu ton, sangat kecil jika dibandingkan daerah lain hinga lebih dari 10 ton per hari," kata Yayan.

Dia mengatakan ini memang fenomena unik di Provinsi Sulut, budaya masyarakatnya yang masih pilih-pilih jika menyangkut masalah pembelian beras.

"Orang Manado masih sangat suka dengan beras premium yang jauh lebih enak rasanya karena baru dipanen," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Hanny Wajong mengatakan peningkatan harga beras di Sulut, terus diantisipasi dengan OP beras sehingga mampu meredam kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.

"OP sementara jalan, namun antusias warga biasa-biasa saja, tidak ada lonjakan permintaan yang tinggi dan terjadi antrean panjang," jelasnya.

Apalagi, katanya, saat ini di tangan pedagang sudah masuk beras dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sehingga pembelian di OP beras tidak banyak.

OP beras Bulog seharga Rp7.400 per kilogram, sedangkan harga beras di pasar tradisional hingga Rp11.500 per kg.

Pewarta : Oleh nancy Lynda Tigauw
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024