Banda Aceh, 23/2 (AntaraSulut) - Masyarakat korban tsunami di Kabupaten Aceh Barat menyatakan siap mengembalikan bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekon pascatsunami 26 Desember 2004 terkait dengan pernyataan Perdana Menteri Tonny Abbott yang mengungkit bantuan tersebut.

"Untuk mengembalikan bantuan Negara Kangguru tersebut, masyarakat melakukan pengalangan dana serta lelang batu giok Aceh. Kami berharap pemerintah mendukung aksi mereka itu," kata Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra di Meulaboh, Minggu.

Ia menegaskan, "Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka, tetapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima, rakyat Aceh, bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan."
    
Korban tsunami di Aceh Barat yang merasa kesal atas pernyataan PM Australia Tonny Abbott yang mengaitkan toleransi eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati WNA Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, meminta pernyataan tersebut dicabut dan meminta maaf kepada rakyat Aceh.

Selain melakukan aksi lelang batu giok, belasan masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, Minggu (22/2) siang, membuat aksi mengali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia.

         "Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu," katanya.

         Mengaitkan kontribusi pemerintah Australia membantu pembangunan sedikit infrastruktur di provinsi ujung barat Indonesia itu pascatsunami, tidak seimbang apabila dua terpidana mati Australia harus dibatalkan ataupun dikurangi hukuman.

         Bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kerusakan negara Indonesia akibat perbuatan mereka sebagai gembong narkotika. Oleh karena itu, pantas apabila segera dieksekusi mati mendapat dukungan rakyat Indonesia.

         Terlebih lagi, Gubernur Aceh Zaini Abdullah ikut mengecam pernyataan PM Australia Tonny Abbott karena mengaitkan bantuan untuk Aceh dengan persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan sikap yang tidak etis.

         "Kami dukung eksekusi hukuman mati untuk WNA mana pun yang jelas-jelas menghancurkan rakyat Indonesia dengan narkoba. Persoalan mereka beri bantuan biar kami galang dana untuk mengantikannya," katanya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024