Ondong, 30/1 (AntaraSulut) Sedikitnya 50 kepala keluarga warga dusun Tanganga Kecamatan Siau Barat Selatan, Sitaro merindukan layanan energi listrik guna menunjang aktifitas keseharian mereka. Meskipun jaringan listrik sudah sampai ke pemukiman mereka sejak tahun lalu, tapi baru beberapa di antara mereka yang telah menikmati layanan listrik.

Mahalnya biaya pasang baru untuk bisa menikmati aliran listrik dari PLN ini menyulitkan masyarakat setempat yang sebagian besar petani dan nelayan tradisional. Pihak kontraktor listrik mematok biaya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta bagi masyarakat yang ingin jadi pelanggan PLN.

"Torang so senang PLN so maso sampe pa torang pe dusun terpencil ini, mar torang nyanda mampu bayar ongkos pasang pe mahal begitu. Kalau kwa satu juta torang masih boleh mo berusaha mar ini amper tiga juta," keluh Andrias Labang, warga dusun Tanganga.

Saat menjelang Pemilu Legislatif tahun lalu, Andrias bertutur, ada calon legislatif yang mengiming-imingi menanggung biaya pasang listrik asalkan semua warga pemilih kompak memilih si caleg. Tapi warga setempat menolak karena tidak ingin hak dan kedaulatan mereka ditukar dengan itu (biaya pasang listrik).

Kalau saja si caleg meminta seberapa yang bersedia memilihnya, imbuh lelaki paruh baya ini, mungkin permintaan bisa dipenuhi masyarakat. "Mar dia minta musti 100 persen kong nanti abis pemilu dia bilang baru mo pasang. Kage ley cuma di mulu, abis pemilu dia nyanda pasang"

Karena itu, masyarakat setempat mengharapkan perhatian dan kepedulian pihak Pemkab Sitaro melalui instansi teknis daerah dapat membantu mereka agar bisa 'mencicipi' layanan listrik yang telah lama mereka rindukan.

Tanganga, dusun terpencil di ujung selatan pulau Siau berjarang sekira 2 kilometer dari lokasi pembangunan bandar udara Pihise Siau. PT PLN membangun jaringan listrik ke dusun ini pada akhir tahun 2013 lalu setelah perwakilan masyarakat setempat berupaya meyakinkan manajemen PLN Wilayah Sulutenggo tentang prospek BUMN itu jika bandara Pihise beroperasi.      


Pewarta : Fidel Malumbot
Editor :
Copyright © ANTARA 2024