Jakarta (ANTARA) - Jepang mengatakan ingin memperluas kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui Inisiatif Konektivitas Komprehensif Jepang-ASEAN.
"Jadi, Perdana Menteri Kishida berupaya memperluas area kerja sama, terutama dalam konteks konektivitas," kata Juru Bicara Kabinet Jepang Shikata Noriyuki dalam arahannya kepada media, di Jakarta, Rabu malam.
Upaya untuk memperluas kerja sama Jepang dengan ASEAN disampaikan PM Kishida dalam Pertemuan Puncak (KTT) ke-26 ASEAN-Jepang yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian KTT ke-43 ASEAN yang berbunyi dari 5-7 September 2023.
Shikata mengatakan bahwa Jepang sepenuhnya mendukung inisiatif ASEAN yang terangkum dalam Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP), dan dukungan tersebut ditunjukkan melalui dorongan yang konsisten terhadap upaya ASEAN untuk memperkuat konektivitas.
Dukungan tersebut juga dibuktikan melalui investasinya untuk mengembangkan infrastruktur yang berkualitas di kawasan ASEAN berlandaskan pada prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, efisiensi ekonomi dan keberlanjutan utang.
Selain itu, mereka juga mempromosikan kerja sama nonstruktural melalui kerja sama teknis selain kerja sama struktural.
Dalam upayanya untuk memperluas cakupan kerja sama dan meningkatkan upayanya untuk memperkuat konektivitas, Jepang telah mendorong pengembangan infrastruktur transportasi di kawasan melalui proyek senilai 2,8 triliun yen (sekitar Rp42,9 kuadriliun) yang saat ini tengah diimplementasikan.
Selain itu, Jepang juga berupaya meningkatkan konektivitas multi-lapis melalui kerja sama teknis dengan negara-negara anggota ASEAN. Dalam upaya itu, Jepang akan menyediakan proyek pembangunan kapasitas untuk 5 ribu individu selama tiga tahun mendatang.
Selain infrastruktur transportasi, Jepang juga ingin memperluas area kerja sama yang mencakup konektivitas digital, kerja sama maritim, rantai pasok, konektivitas listrik serta konektivitas di antara masyarakat dan pada ilmu pengetahuan.
Dalam penerapannya, PM Jepang akan mengupayakan pengerahan penasihat keselamatan dan keamanan maritim untuk Penjaga Pantai Filipina, pengembangan kapal patroli dan lainnya.
Di bidang digital, Jepang mendorong Pengembangan Jaringan Penyiaran Televisi Terestial Digital, dan Proyek Kereta Bawah Tanah Metro Manila, yang merupakan bagian dari kerja sama struktural dan nonstruktural.
Jepang juga akan melakukan proyek perluasan kereta komuter, proyek rehabilitasi jalur transit kereta Metro, Proyek Pembangunan Kereta Api Perkotaan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, rencana utama Proyek Energi Terpadu, dan proyek pembangunan peta jalan transisi energi bersih bagi negara-negara anggota ASEAN.
Selain itu, Jepang juga akan mendukung pembentukan Operating Reference Stations (CORS), program pelatihan pembangunan sistem logistik yang berkelanjutan dan andal di empat negara, serta proyek pembangunan pelabuhan Sihanoukville di Thailand.
Kerja sama selanjutnya adalah proyek pembangunan kapal patroli untuk Penjaga Pantai Vietnam, peningkatan kapasitas personel Penjaga Pantai, proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Indonesia, penyediaan kapal patroli perikanan serta pembangunan moda raya terpadu (MRT) di Jakarta.
Di bidang sumber daya manusia (SDM), Jepang mengupayakan proyek beasiswa pembangunan SDM, program peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pemuda serta program untuk para pemimpin global yang berupaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Untuk komunitas ASEAN, Jepang juga mendukung pembentukan Pusat Pembangunan Kapasitas Keamanan Siber ASEAN-Jepang (AJCCBC) serta proyek pembangunan rantai nilai pangan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jepang perluas kerja sama dengan ASEAN melalui inisiatif konektivitas
"Jadi, Perdana Menteri Kishida berupaya memperluas area kerja sama, terutama dalam konteks konektivitas," kata Juru Bicara Kabinet Jepang Shikata Noriyuki dalam arahannya kepada media, di Jakarta, Rabu malam.
Upaya untuk memperluas kerja sama Jepang dengan ASEAN disampaikan PM Kishida dalam Pertemuan Puncak (KTT) ke-26 ASEAN-Jepang yang diadakan sebagai bagian dari rangkaian KTT ke-43 ASEAN yang berbunyi dari 5-7 September 2023.
Shikata mengatakan bahwa Jepang sepenuhnya mendukung inisiatif ASEAN yang terangkum dalam Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP), dan dukungan tersebut ditunjukkan melalui dorongan yang konsisten terhadap upaya ASEAN untuk memperkuat konektivitas.
Dukungan tersebut juga dibuktikan melalui investasinya untuk mengembangkan infrastruktur yang berkualitas di kawasan ASEAN berlandaskan pada prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, efisiensi ekonomi dan keberlanjutan utang.
Selain itu, mereka juga mempromosikan kerja sama nonstruktural melalui kerja sama teknis selain kerja sama struktural.
Dalam upayanya untuk memperluas cakupan kerja sama dan meningkatkan upayanya untuk memperkuat konektivitas, Jepang telah mendorong pengembangan infrastruktur transportasi di kawasan melalui proyek senilai 2,8 triliun yen (sekitar Rp42,9 kuadriliun) yang saat ini tengah diimplementasikan.
Selain itu, Jepang juga berupaya meningkatkan konektivitas multi-lapis melalui kerja sama teknis dengan negara-negara anggota ASEAN. Dalam upaya itu, Jepang akan menyediakan proyek pembangunan kapasitas untuk 5 ribu individu selama tiga tahun mendatang.
Selain infrastruktur transportasi, Jepang juga ingin memperluas area kerja sama yang mencakup konektivitas digital, kerja sama maritim, rantai pasok, konektivitas listrik serta konektivitas di antara masyarakat dan pada ilmu pengetahuan.
Dalam penerapannya, PM Jepang akan mengupayakan pengerahan penasihat keselamatan dan keamanan maritim untuk Penjaga Pantai Filipina, pengembangan kapal patroli dan lainnya.
Di bidang digital, Jepang mendorong Pengembangan Jaringan Penyiaran Televisi Terestial Digital, dan Proyek Kereta Bawah Tanah Metro Manila, yang merupakan bagian dari kerja sama struktural dan nonstruktural.
Jepang juga akan melakukan proyek perluasan kereta komuter, proyek rehabilitasi jalur transit kereta Metro, Proyek Pembangunan Kereta Api Perkotaan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam, rencana utama Proyek Energi Terpadu, dan proyek pembangunan peta jalan transisi energi bersih bagi negara-negara anggota ASEAN.
Selain itu, Jepang juga akan mendukung pembentukan Operating Reference Stations (CORS), program pelatihan pembangunan sistem logistik yang berkelanjutan dan andal di empat negara, serta proyek pembangunan pelabuhan Sihanoukville di Thailand.
Kerja sama selanjutnya adalah proyek pembangunan kapal patroli untuk Penjaga Pantai Vietnam, peningkatan kapasitas personel Penjaga Pantai, proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Indonesia, penyediaan kapal patroli perikanan serta pembangunan moda raya terpadu (MRT) di Jakarta.
Di bidang sumber daya manusia (SDM), Jepang mengupayakan proyek beasiswa pembangunan SDM, program peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pemuda serta program untuk para pemimpin global yang berupaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Untuk komunitas ASEAN, Jepang juga mendukung pembentukan Pusat Pembangunan Kapasitas Keamanan Siber ASEAN-Jepang (AJCCBC) serta proyek pembangunan rantai nilai pangan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jepang perluas kerja sama dengan ASEAN melalui inisiatif konektivitas