Banjarmasin, (AntaraSulut) - KRI Pulau Rengat mulai menyisir perairan Kalimantan untuk membantu mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak sesaat setelah terbang dari Bandara Juanda Surabaya dengan tujuan Singapura.
Kapten KRI Pulau Rengat Mayor Pelaut Cecep Hidayat di Banjarmasin, Senin mengungkapkan, kapal yang dia nakhodai tersebut bakal menyisir perairan di sekitar pantai barat dan selatan Kalimantan, untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan pesawat AirAsia di dasar laut.
Keberangkatan kapal yang memiliki kemampuan sebagai penyisir ranjau tersebut, dilepas oleh Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut Haris Bima Bayuseto, dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, kapal tersebut melakukan patroli di perairan selat Malaka, kemudian singgah ke Banjarmasin untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM), sesampai di Banjarmasin, kemudian ada kabar tentang hilangnya pesawat AirAsia, yang tidak menutup kemungkinan berada di perairan Kalimantan.
"Setelah itu, kita mendapatkan perintah untuk membantu pencarian terhadap pesawat yang hilang kontak tersebut, dengan menyisir perairan Kalimantan," katanya.
Menurut Cecep, perjalanan menuju lokasi perkiraan jatuhnya pesawat tersebut, memerlukan waktu sekitar 16 sampai 20 jam, dan rencananya kapal tersebut akan melakukan pencarian selama tujuh hari, dan bila belum juga ditemukan akan diperpanjang, sesuai dengan perintah Basarnas.
Menurut Cecep, KRI Pulau Rengan 711 milik TNI Angkatan Laut ini, sangat potensial dilibatkan dalam pencarian, karena dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi logam di dasar laut dengan kedalaman mencapai 50 meter.
Sambil menuju ke lokasi kejadian, KRI yang membawa sebanyak 40 orang awak kapal, termasuk komandan dan perwira tersebut, akan menyisir sepanjang pantai atau pesisir pantai, karena ada kemungkinan kalau pesawat benar-benar jatuh, puing pesawat bisa dibawa arus ke arah timur.
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan alat pendeteksi berupa sonar, bila terdeteksi ada kotak, maka akan diturunkan robot air untuk melakukan pencarian.
Selain KRI Pulau Rengat, Angkatan Laut juga telah mengerahkan sembilan KRI lainnya dan tujuh pesawat patroli maritim untuk melakukan pencarian.
Sebelumnya, Tim Pencarian Pesawat AirAsia QZ 8501 menemukan benda berwarna kuning di Pulau Nasik, Selat Bangka, yang diduga puing pesawat yang dinyatakan hilang pada Minggu pagi 07.55 WIB.
"Pantauan tim pencarian dari helikopter diduga benda kuning tersebut merupakan puing pesawat AirAsia QZ 8501," kata pilot helikopter Dauphin AS 365, Kapten Yosy Hermawan, usai melakukan penyisiran di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, benda kuning tersebut baru dugaan karena titik penglihatan berada pada ketinggian 200 kaki.
"Kami tidak dapat mendarat untuk memastikan benda tersebut karena lokasi berada di kawasan hutan belantara sehingga tidak memungkinkan helikopter untuk mendarat," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, untuk memperjelas benda kuning tersebut, salah satu wartawan luar negeri dari Xinhua mengambil gambar dengan menggunakan kamera berkualitas tinggi dan hasil menyatakan bahwa benda tersebut diperkirakan puing dari AirAsia. ***3***
Kapten KRI Pulau Rengat Mayor Pelaut Cecep Hidayat di Banjarmasin, Senin mengungkapkan, kapal yang dia nakhodai tersebut bakal menyisir perairan di sekitar pantai barat dan selatan Kalimantan, untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan pesawat AirAsia di dasar laut.
Keberangkatan kapal yang memiliki kemampuan sebagai penyisir ranjau tersebut, dilepas oleh Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut Haris Bima Bayuseto, dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, kapal tersebut melakukan patroli di perairan selat Malaka, kemudian singgah ke Banjarmasin untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM), sesampai di Banjarmasin, kemudian ada kabar tentang hilangnya pesawat AirAsia, yang tidak menutup kemungkinan berada di perairan Kalimantan.
"Setelah itu, kita mendapatkan perintah untuk membantu pencarian terhadap pesawat yang hilang kontak tersebut, dengan menyisir perairan Kalimantan," katanya.
Menurut Cecep, perjalanan menuju lokasi perkiraan jatuhnya pesawat tersebut, memerlukan waktu sekitar 16 sampai 20 jam, dan rencananya kapal tersebut akan melakukan pencarian selama tujuh hari, dan bila belum juga ditemukan akan diperpanjang, sesuai dengan perintah Basarnas.
Menurut Cecep, KRI Pulau Rengan 711 milik TNI Angkatan Laut ini, sangat potensial dilibatkan dalam pencarian, karena dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi logam di dasar laut dengan kedalaman mencapai 50 meter.
Sambil menuju ke lokasi kejadian, KRI yang membawa sebanyak 40 orang awak kapal, termasuk komandan dan perwira tersebut, akan menyisir sepanjang pantai atau pesisir pantai, karena ada kemungkinan kalau pesawat benar-benar jatuh, puing pesawat bisa dibawa arus ke arah timur.
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan alat pendeteksi berupa sonar, bila terdeteksi ada kotak, maka akan diturunkan robot air untuk melakukan pencarian.
Selain KRI Pulau Rengat, Angkatan Laut juga telah mengerahkan sembilan KRI lainnya dan tujuh pesawat patroli maritim untuk melakukan pencarian.
Sebelumnya, Tim Pencarian Pesawat AirAsia QZ 8501 menemukan benda berwarna kuning di Pulau Nasik, Selat Bangka, yang diduga puing pesawat yang dinyatakan hilang pada Minggu pagi 07.55 WIB.
"Pantauan tim pencarian dari helikopter diduga benda kuning tersebut merupakan puing pesawat AirAsia QZ 8501," kata pilot helikopter Dauphin AS 365, Kapten Yosy Hermawan, usai melakukan penyisiran di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, benda kuning tersebut baru dugaan karena titik penglihatan berada pada ketinggian 200 kaki.
"Kami tidak dapat mendarat untuk memastikan benda tersebut karena lokasi berada di kawasan hutan belantara sehingga tidak memungkinkan helikopter untuk mendarat," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, untuk memperjelas benda kuning tersebut, salah satu wartawan luar negeri dari Xinhua mengambil gambar dengan menggunakan kamera berkualitas tinggi dan hasil menyatakan bahwa benda tersebut diperkirakan puing dari AirAsia. ***3***