Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Gede Pasek Suardika berharap Anas Urbaningrum akan menyampaikan pidato politik sebagai ketua umum baru pada momentum musyawarah nasional luar biasa (munaslub) PKN, Sabtu (15/7).
"Tapi 15 (Juli) saya harapkan beliau sudah pidato sebagai ketua umum (PKN) yang baru," kata Gede Pasek di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Namun, Gede Pasek enggan membeberkan terkait pidato apa yang nantinya akan disampaikan oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Dia hanya menegaskan bahwa dirinya menyerahkan secara tulus dan ikhlas posisinya sebagai Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Agar beliau punya tempat, standing untuk memperjuangkan yang selama ini beliau sampaikan," ujarnya.
Menurut dia, dengan menduduki kursi Ketua Umum PKN maka Anas Urbaningrum mempunyai tempat untuk dapat mengartikulasikan klarifikasi yang ingin disampaikannya secara lebih cepat kepada publik.
"Nanti kan ketika beliau sudah punya posisi bisa menyampaikan banyak hal lah. Sambil keliling ke seluruh daerah bisa disampaikan nanti itu, sehingga nanti lebih bagus sambil ke daerah urusan partai, bisa mengartikulasikan apa yang sebenarnya terjadi," tuturnya.
Dia juga mengaku tak mempersoalkan terkait posisinya nanti di PKN setelah tak lagi menjabat sebagai ketua umum.
"Saya di mana aja enggak masalah, gampang lah. Karena politik saya kan lebih pada politik ide dan gagasan, bukan politik kejar jabatan," ucapnya.
Gede Pasek bahkan mengaku telah menantikan waktu yang pas untuk dapat menyerahkan posisi Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Makanya kita ini menunggu sampai bebas murni dulu kan statusnya. Maunya langsung saya serahkan, tapi kan beliau cari waktu yang paling pas. Ini yang paling pas," katanya.
Terpisah pada saat diskusi, Gede Pasek membeberkan alasan mengapa dirinya menyerahkan posisi Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Kenapa nahkoda ini kemudian saya akan serahkan kepada Mas Anas? Satu, itu bagian pada komitmen moral saya ketika berpolitik," ujarnya dalam diskusi bertema "Strategi Partai Politik Berebut Kursi Parlemen" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Gede Pasek mengaku pernah kehilangan jabatan karena tetap menaruh kepercayaan kepada Anas yang diyakininya menjadi korban kriminalisasi di partainya yang lama, yakni Partai Demokrat.
"Saya mencoba bantu AU (Anas Urbaningrum) untuk bangkit kembali bahwa dia sebagai korban kriminalisasi, 'Buktikan anda bisa menjadi ketum walaupun dimulai dari pohon yang kecil', yang penting pohon ini disiapkan untuk masa depan, bukan hanya sekedar pemilu hari ini," ucap dia.
Diketahui, PKN akan menggelar munaslub pada Jumat (14/7) hingga Minggu (16/7) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, untuk menetapkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PKN masa jabatan 2023-2028.
"Tapi 15 (Juli) saya harapkan beliau sudah pidato sebagai ketua umum (PKN) yang baru," kata Gede Pasek di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Namun, Gede Pasek enggan membeberkan terkait pidato apa yang nantinya akan disampaikan oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Dia hanya menegaskan bahwa dirinya menyerahkan secara tulus dan ikhlas posisinya sebagai Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Agar beliau punya tempat, standing untuk memperjuangkan yang selama ini beliau sampaikan," ujarnya.
Menurut dia, dengan menduduki kursi Ketua Umum PKN maka Anas Urbaningrum mempunyai tempat untuk dapat mengartikulasikan klarifikasi yang ingin disampaikannya secara lebih cepat kepada publik.
"Nanti kan ketika beliau sudah punya posisi bisa menyampaikan banyak hal lah. Sambil keliling ke seluruh daerah bisa disampaikan nanti itu, sehingga nanti lebih bagus sambil ke daerah urusan partai, bisa mengartikulasikan apa yang sebenarnya terjadi," tuturnya.
Dia juga mengaku tak mempersoalkan terkait posisinya nanti di PKN setelah tak lagi menjabat sebagai ketua umum.
"Saya di mana aja enggak masalah, gampang lah. Karena politik saya kan lebih pada politik ide dan gagasan, bukan politik kejar jabatan," ucapnya.
Gede Pasek bahkan mengaku telah menantikan waktu yang pas untuk dapat menyerahkan posisi Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Makanya kita ini menunggu sampai bebas murni dulu kan statusnya. Maunya langsung saya serahkan, tapi kan beliau cari waktu yang paling pas. Ini yang paling pas," katanya.
Terpisah pada saat diskusi, Gede Pasek membeberkan alasan mengapa dirinya menyerahkan posisi Ketua Umum PKN kepada Anas Urbaningrum.
"Kenapa nahkoda ini kemudian saya akan serahkan kepada Mas Anas? Satu, itu bagian pada komitmen moral saya ketika berpolitik," ujarnya dalam diskusi bertema "Strategi Partai Politik Berebut Kursi Parlemen" di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Gede Pasek mengaku pernah kehilangan jabatan karena tetap menaruh kepercayaan kepada Anas yang diyakininya menjadi korban kriminalisasi di partainya yang lama, yakni Partai Demokrat.
"Saya mencoba bantu AU (Anas Urbaningrum) untuk bangkit kembali bahwa dia sebagai korban kriminalisasi, 'Buktikan anda bisa menjadi ketum walaupun dimulai dari pohon yang kecil', yang penting pohon ini disiapkan untuk masa depan, bukan hanya sekedar pemilu hari ini," ucap dia.
Diketahui, PKN akan menggelar munaslub pada Jumat (14/7) hingga Minggu (16/7) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, untuk menetapkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum PKN masa jabatan 2023-2028.