Martapura (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai program rehabilitasi terhadap 140 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas II A Karang Intan di Kabupaten Banjar berhasil berdasarkan hasil asesmen akhir yang menunjukkan ke arah lebih positif.
"Berdasarkan hasil asesmen didapati progres yang cukup baik dan secara umum mereka siap untuk kembali ke masyarakat," kata Koordinator Bidang Rehabilitasi BNNP Kalsel dr Sandra Murthy di Martapura, Senin.
Adapun beberapa hal yang dites pada asesmen akhir antara lain hasil urine warga binaan residen program rehabilitasi tidak ada yang positif mengonsumsi narkoba.
Kemudian kualitas hidup berdasar instrumen WHOQOL juga meningkat serta adanya perubahan perilaku menjadi lebih baik.
"Residen juga mampu menjawab dan menjelaskan cara menolak dan menghindar jika ada rekannya yang mengajak pada hal negatif," ungkap Sandra selaku salah satu konselor yang melakukan asesmen.
Sementara Kepala Lapas Narkotika Karang Intan Wahyu Susetyo berharap program rehabilitasi yang telah diikuti warga binaan selama enam bulan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka kedepannya.
"Kami optimis mereka yang telah menunjukkan hasil positif dalam asesmen akhir oleh konselor BNN mampu benar-benar terbebas dari ketergantungan narkotika serta tidak mudah stres, lebih positif dan adaptif," ucapnya.
Wahyu juga memastikan selain terbebas dari candu narkotika, warga binaan juga terus mengikuti program kemandirian sebagai bekal mereka sebelum kembali ke masyarakat.
"Tidak sedikit dari warga binaan kami telah melahirkan karya-karya terbaik yang menjadi bukti selama berada di Lapas mereka bisa produktif dan mampu berkarya dalam berbagai produk kerajinan hingga pembudi daya bidang pertanian," ungkapnya.
"Berdasarkan hasil asesmen didapati progres yang cukup baik dan secara umum mereka siap untuk kembali ke masyarakat," kata Koordinator Bidang Rehabilitasi BNNP Kalsel dr Sandra Murthy di Martapura, Senin.
Adapun beberapa hal yang dites pada asesmen akhir antara lain hasil urine warga binaan residen program rehabilitasi tidak ada yang positif mengonsumsi narkoba.
Kemudian kualitas hidup berdasar instrumen WHOQOL juga meningkat serta adanya perubahan perilaku menjadi lebih baik.
"Residen juga mampu menjawab dan menjelaskan cara menolak dan menghindar jika ada rekannya yang mengajak pada hal negatif," ungkap Sandra selaku salah satu konselor yang melakukan asesmen.
Sementara Kepala Lapas Narkotika Karang Intan Wahyu Susetyo berharap program rehabilitasi yang telah diikuti warga binaan selama enam bulan dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka kedepannya.
"Kami optimis mereka yang telah menunjukkan hasil positif dalam asesmen akhir oleh konselor BNN mampu benar-benar terbebas dari ketergantungan narkotika serta tidak mudah stres, lebih positif dan adaptif," ucapnya.
Wahyu juga memastikan selain terbebas dari candu narkotika, warga binaan juga terus mengikuti program kemandirian sebagai bekal mereka sebelum kembali ke masyarakat.
"Tidak sedikit dari warga binaan kami telah melahirkan karya-karya terbaik yang menjadi bukti selama berada di Lapas mereka bisa produktif dan mampu berkarya dalam berbagai produk kerajinan hingga pembudi daya bidang pertanian," ungkapnya.