Manado (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Manado memproduksi dan mengembangkan eko enzim serta produk turunannya, yakni sabun.
"Bapelitbangda Manado punya laboratorium kecil untuk memproduksi eko enzim, dan hasil produksinya banyak yang sudah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," kata Kepala Bapelitbangda Manado, Liny Tambajong, di Manado, Jumat.
Liny mengatakan, Eko enzim kemudian dijadikan sebagai bahan utama untuk menghilangkan bau di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumompo, menjadi disinfektan yang digunakan menyemprot seluruh wilayah Manado sampai menjadi pembersih lantai.
"Selain tentu digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman," katanya.
Bahkan menurutnya, eko enzim terbukti membunuh bakteri E-Coli penyebab penyakit diare yang bisa membahayakan nyawa manusia, jika tidak ditangani dengan benar.
Eko enzim yang diproduksi oleh Bapelitbangda Manado, semuanya digunakan secara cuma-cuma di TPA maupun untuk keperluan menjadi disinfektan, pembersih lantai, obat penyakit kulit hingga pupuk.
"Sampai saat ini, penyemprotan untuk menghilangkan bau di TPA Sumompo menggunakan eko enzim yang diproduksi Bapelitbangda," katanya.
Sedikit mengingat ke belakang, Liny Tambajong, menceritakan eko enzim mulai diproduksi saat COVID-19 menghantam seluruh dunia, termasuk Manado, yang membuat semua orang terpaksa harus lebih banyak beraktivitas di rumah.
Ketika berhasil memproduksi eko enzim pertama kali, Liny mengatakan, langsung digunakan untuk menjadi desinfektan menggantikan cairan kimia yang digunakan menyemprotkan kemudian digunakan di TPA Sumompo.
Selain digunakan untuk kebutuhan tersebut, Liny mengatakan, Bapelitbang juga membuat sabun mandi berbahan dasar eko enzim yang diproduksi itu.
Saat ini di Bapelitbangda Manado ada ruangan khusus untuk menyimpan produksi eko enzim untuk berbagai keperluan.
"Bapelitbangda Manado punya laboratorium kecil untuk memproduksi eko enzim, dan hasil produksinya banyak yang sudah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," kata Kepala Bapelitbangda Manado, Liny Tambajong, di Manado, Jumat.
Liny mengatakan, Eko enzim kemudian dijadikan sebagai bahan utama untuk menghilangkan bau di tempat pembuangan akhir (TPA) Sumompo, menjadi disinfektan yang digunakan menyemprot seluruh wilayah Manado sampai menjadi pembersih lantai.
"Selain tentu digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman," katanya.
Bahkan menurutnya, eko enzim terbukti membunuh bakteri E-Coli penyebab penyakit diare yang bisa membahayakan nyawa manusia, jika tidak ditangani dengan benar.
Eko enzim yang diproduksi oleh Bapelitbangda Manado, semuanya digunakan secara cuma-cuma di TPA maupun untuk keperluan menjadi disinfektan, pembersih lantai, obat penyakit kulit hingga pupuk.
"Sampai saat ini, penyemprotan untuk menghilangkan bau di TPA Sumompo menggunakan eko enzim yang diproduksi Bapelitbangda," katanya.
Sedikit mengingat ke belakang, Liny Tambajong, menceritakan eko enzim mulai diproduksi saat COVID-19 menghantam seluruh dunia, termasuk Manado, yang membuat semua orang terpaksa harus lebih banyak beraktivitas di rumah.
Ketika berhasil memproduksi eko enzim pertama kali, Liny mengatakan, langsung digunakan untuk menjadi desinfektan menggantikan cairan kimia yang digunakan menyemprotkan kemudian digunakan di TPA Sumompo.
Selain digunakan untuk kebutuhan tersebut, Liny mengatakan, Bapelitbang juga membuat sabun mandi berbahan dasar eko enzim yang diproduksi itu.
Saat ini di Bapelitbangda Manado ada ruangan khusus untuk menyimpan produksi eko enzim untuk berbagai keperluan.