Manado, 21/11 (AntaraSulut) - Wirausaha Baru Bank Indonesia (Wubi) Provinsi Sulawesi Utara fokus untuk mewujudkan kesejahteraan petani kelapa di daerah tersebut, salah satunya melalui pemanfaatan tempurung kelapa untuk pengembangan komoditas arang dan pengawet asap cair.

"Kami akan mendukung program pemerintah dalam mewujudkan petani kelapa yang sejahtera," kata Koordinator Wubi Sulawesi Utara (Sulut), Ivanry Matu, di Manado, Jumat.

Ivanry mengatakan Wubi Sulut tengah mengembangkan komoditas arang tempurung dan asap cair yang mampu memberikan nilai tambah bagi petani, sehingga kesejahteraan mereka semakin meningkat.

"Saat ini, petani kelapa di sini hanya terpaku pada kopra saja, padahal ada ratusan turunan kelapa bisa menghasilkan nilai yang lebih tinggi," jelasnya.

Beberapa waktu lalu, Wubi Sulut memenangkan Program Berani Jadi Miliarder di salah satu stasiun TV di Indonesia, dengan produk yang ditampilkan asap cair dari arang tempurung.

Atas keberhasilan tersebut, katanya, Gubernur Sulut SH Sarundajang memberikan apresiasi kepada Wubi Sulut, yang diharapkan keberhasilan tersebut mampu membantu pemerintah dalam mensejahterakan petani kelapa.

"Kami akan terus berinovasi untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan tercapainya kesejahteraan petani kelapa karena merupakan produk unggulan kebanggan daerah Nyiur Melambai," jelas Koordinator Wubi Sulut, Ivanry Matu.

Dengan hadirnya Mobile Tech Asap cair dan Arang Tempurung diharapkan akang meningkatkan nilai ekonomi petani kelapa di Sulawesi Utara,.

Ivanry mengatakan pihaknya siap melakukan ekspor asap cair dari bahan arang tempurung. "Kami optimistis mengekspor produk asap cair yang memiliki nilai tambah cukup tinggi," katanya.

Dijelaskan bahwa asap cair mempunyai pasar cukup banyak, baik domestik maupun mancanegara, sehingga Wubi dapat mengembangkan produk tersebut.

Produk asap cair tempurung ini, katanya, telah dibuktikan mampu mengawetkan berbagai makanan seperti ikan, daging, mi yang dapat bertahan hingga 2 bulan.

Penggunaannya sangat mudah yakni dengan mencampurkan asap cair dengan air untuk merendam makanan tersebut.

Pengawetan makanan dibutuhkan oleh industri makanan, dan menjadi masalah ketika bahan baku pengawet berasal dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia.

Inovasi bersifat kerakyatan ini, katanya, mengajarkan proses pembuatan asap cair dari batok kelapa yang relatif sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat.

Bahan pengawet pabrikan untuk makanan umumnya harganya mahal. Akibatnya sering terjadi penyalahgunaan, pengawet yang bukan untuk makanan pun digunakan.

Asap telah lama digunakan sebagai pengawet makanan, menjadikannya cair secara ekonomis memudahkan penyimpanan, praktis, dan lebih aman. Selain batok kelapa sebagai pengawet, asap cair juga bisa digunakan sebagi bio-insektisida. 

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024