Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang peralatan 'Marine Automatic Weather Station' (MAWS) atau stasiun cuaca otomatis maritim di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara.
"Peralatan yang dipakai ini untuk mendukung kelancaran olah gerak kapal di Pelabuhan Manado yang terkendala cuaca buruk," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Andi Cahyadi di Manado, Jumat.
Dia mengatakan, selain memudahkan olah gerak kapal, pemasangan peralatan MAWS bisa sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan di pelabuhan seperti naik turun penumpang, serta bongkar muat barang.
"Aktivitas di pelabuhan ini tentunya sangat terpengaruh dengan kondisi cuaca dan gelombang," ujarnya.
Dia menyebutkan, penyetelan pemasangan peralatan tersebut telah dimulai pekan lalu dan selesai terpasang pada Kamis (25/5).
"Koordinasi yang sangat baik dengan Kementerian Perhubungan melalui Kepala Kantor Kesysahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado membuat segala niat baik ini terlaksana dengan lancar," ujarnya.
Pemasangan MAWS dilakukan oleh PT CLS Argos Indonesia dan didampingi teknisi Stasiun Meteorologi Maritim Bitung.
"MAWS merupakan salah satu peralatan canggih/modern yang dimiliki BMKG untuk memantau kondisi cuaca terkini di pelabuhan," ujarnya.
Pemasangan MAWS di Sulawesi Utara sebelumnya juga sudah dilaksanakan di Selat Lembeh-Bitung, dan di Pelabuhan Penyeberangan Likupang.
"Penambahan peralatan MAWS di Sulawesi Utara ini sebagai wujud keseriusan BMKG dalam menopang program pemerintah di bidang meteorologi maritim," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, MAWS sangat bermanfaat untuk menghasilkan data cuaca maritim yang akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk keselamatan pelayaran khusus pelayaran kapal-kapal ke wilayah kepulauan di Sulawesi Utara dan sekitarnya.
Informasi cuaca maritim terkini juga disebarluaskan ke pihak terkait seperti ke Syahbandar Perikanan agar informasi bisa digunakan untuk menjamin keselamatan para nelayan yang beraktivitas di laut.
"Laut Maluku yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik sering mengalami cuaca ekstrem seperti angin kencang dan gelombang tinggi," katanya.
Beberapa waktu sebelumnya Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo didampingi Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Andi Cahyadi beserta rombongan pejabat dari BMKG Pusat dan daerah melakukan peninjauan langsung di Pelabuhan Manado untuk memastikan lokasi yang tepat pemasangan peralatan tersebut.
"Peralatan yang dipakai ini untuk mendukung kelancaran olah gerak kapal di Pelabuhan Manado yang terkendala cuaca buruk," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Andi Cahyadi di Manado, Jumat.
Dia mengatakan, selain memudahkan olah gerak kapal, pemasangan peralatan MAWS bisa sangat bermanfaat dalam berbagai kegiatan di pelabuhan seperti naik turun penumpang, serta bongkar muat barang.
"Aktivitas di pelabuhan ini tentunya sangat terpengaruh dengan kondisi cuaca dan gelombang," ujarnya.
Dia menyebutkan, penyetelan pemasangan peralatan tersebut telah dimulai pekan lalu dan selesai terpasang pada Kamis (25/5).
"Koordinasi yang sangat baik dengan Kementerian Perhubungan melalui Kepala Kantor Kesysahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado membuat segala niat baik ini terlaksana dengan lancar," ujarnya.
Pemasangan MAWS dilakukan oleh PT CLS Argos Indonesia dan didampingi teknisi Stasiun Meteorologi Maritim Bitung.
"MAWS merupakan salah satu peralatan canggih/modern yang dimiliki BMKG untuk memantau kondisi cuaca terkini di pelabuhan," ujarnya.
Pemasangan MAWS di Sulawesi Utara sebelumnya juga sudah dilaksanakan di Selat Lembeh-Bitung, dan di Pelabuhan Penyeberangan Likupang.
"Penambahan peralatan MAWS di Sulawesi Utara ini sebagai wujud keseriusan BMKG dalam menopang program pemerintah di bidang meteorologi maritim," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, MAWS sangat bermanfaat untuk menghasilkan data cuaca maritim yang akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk keselamatan pelayaran khusus pelayaran kapal-kapal ke wilayah kepulauan di Sulawesi Utara dan sekitarnya.
Informasi cuaca maritim terkini juga disebarluaskan ke pihak terkait seperti ke Syahbandar Perikanan agar informasi bisa digunakan untuk menjamin keselamatan para nelayan yang beraktivitas di laut.
"Laut Maluku yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik sering mengalami cuaca ekstrem seperti angin kencang dan gelombang tinggi," katanya.
Beberapa waktu sebelumnya Kepala Pusat Meteorologi Maritim, Eko Prasetyo didampingi Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Andi Cahyadi beserta rombongan pejabat dari BMKG Pusat dan daerah melakukan peninjauan langsung di Pelabuhan Manado untuk memastikan lokasi yang tepat pemasangan peralatan tersebut.