Manado, 27/10 (AntaraSulut) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Utara Luctor Tapiheru mengatakan aset perbankan di daerah tersebut mengalami pertumbuhan 13,89 persen pada September 2014.

"Aset perbankan di Sulut tercatat sebesar Rp32,82 triliun hingga September 2014 atau tumbuh 13,89 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp28,82 triliun," kata Luctor, di Manado, Senin.

Pertumbuhan aset itu, katanya, sejalan dengan perluasan jumlah kantor cabang perbankan, baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat (BPR).

Saat ini, total perbankan yang beroperasi di daerah tersebut mencapai 45 perusahaan, terdiri dari 28 bank umum dan 17 BPR.

Dari total angka itu, seluruh kantor cabang tersebar di 330 jaringan, mulai dari kantor pusat hingga unit. Jumlah kantor cabang itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 321 titik.

"Rinciannya, bank umum memiliki 278 cabang per September atau bertambah tujuh titik dari sebelumnya 271. Adapun BPR memiliki 52 cabang atau bertambah dua titik dari September tahun lalu 50," katanya.

Selain itu, peningkatan aset perbankan itu dipengaruhi pula oleh bertumbuhnya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Luctor mengatakan, DPK perbankan di Sulut naik 12,97 persen dari Rp17,54 triliun menjadi Rp19,82 triliun. Dari total angka DPK itu, tabungan berkontribusi paling besar, yakni Rp8,83 triliun atau 44,58 persen dari total DPK.

Setelah itu, deposito berkontribusi 36,69 persen dengan raihan Rp7,27 triliun. Adapun giro hanya terhimpun Rp3,71 triliun atau 16,73 persen dari total raupan DPK.

Meskipun demikian, deposito tumbuh paling besar, yaitu 27,24 persen, seiring dengan tingginya suku bunga yang diterapkan perbankan.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, tabungan hanya tumbuh 2,57 persen dari sebelumnya Rp8,61 triliun. Sementara itu, giro cuma naik 16,70 persen dari sebelumnya Rp3,18 triliun.

Sejumlah perbankan di Sulut optimistis mampu menghimpun DPK yang telah ditargetkan, meski dihantui kesulitan di era ketatnya likuiditas saat ini, katanya. ***2***


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024