Manado, 22/10 (AntaraSulut) - Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Utara (Sulut) Fonny The mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak positif disebabkan dua faktor.

"Kedua faktor tersebut eksternal dan internal, yang pertama bersifat eksternal karena statement petinggi The Fed yang memberikan signal tanggal 30 Oktober nanti wacana penghentian program stimulus masih 50-50," kata Fonny The di Manado, Rabu.

Sedangkan untuk faktor internal yang berkenaan dengan politik, justru adalah signal sementara yang menunjukkan kondusifnya atmosfir politik antara Jokowi dan Koalisi Merah Putih (KMP), dan Jokowi dengan Prabowo.

Dalam faktor internal juga terdapat dua ujian, katanya, untuk pertama yang dinantikan pasar adalah pada saat pengumuman susunan kabinet Jokowi-JK.

Pasar, kata Fonny mau memastikan, kabinet tersebut menunjukan kabinet kerja sesuai janji kampanye Jokowi-JK atau seperti apa.

Ujian kedua, adalah saat Jokowi-JK memutuskan untuk mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Disini akan diuji bagaimana peran DPR. Apakah akan konstruktif dalam penyampaian keberatan, terlebih melihat koalisi merah putih yang berperan sebagai penyeimbang pemerintah, apakah akan memberikan pertimbangan logis atau bermanuver politik," jelasnya.

Jika DPR dapat bersifat konstruktif dalam menguji kebijakan Jokowi-JK, maka Investor akan sangat-sangat bergairah dalam menyambut ekspektasi ekonomi Indonesia.

"Namun indeks terus bergairah seperti pada saat pelantikan, IHSG naik 11 poin atau 0,2 persen," jelasnya.

Reaksi bursa saham terhadap presiden baru itu, kata Fonny sudah dari hasil quick count, rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum pusat, dan putusan akhir Mahkamah Konstitusi (MK).

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024