Manado (ANTARA) - Khatib Shalat Id, Drs H Suleman Awad, MPd mengatakan kerukunan beragama menyukseskan pembangunan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)
"Kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pelaksanaan pembangunan di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw," kata Khatib Suleman pada ibadah Shalat Id di Lapangan Sparta Tikala Manado, Sabtu.
Islam menurut dia, menjunjung tinggi toleransi, karena toleransi adalah urusan muamalah dan kehidupan sosial.
Sulut, kata dia, merupakan salah satu daerah yang memiliki pluralitas penduduk yang cukup tinggi, dan pluralitas tersebut meliputi suku, etnis, budaya dan agama.
"Untuk itu semua diperlukan rasa toleransi antarsuku, antar etnis, antar budaya dan agama demi menghindari terjadinya konflik yang mengarah pada tindakan kekerasan," harap Khatib.
Perbedaan bukan saja keniscayaan yang harus diterima umat manusia, melainkan satu dari sekian anugerah terindah yang diberikan Allah kepada makhlukNya.
"Betapa tidak karena perbedaan itulah hidup kita menjadi lebih berwarna ibarat bunga tulip yang tumbuh dan mekar bunganya. Apabila di sebuah taman hanya ada bunga tulip satu warna, maka yang tampak hanya satu warna saja, tentu akan lebih indah apabila bunga tulipnya berwarna-warni," katanya menambahkan.
Perbedaan bukanlah sebagai penghalang terwujudnya persaudaraan dan persatuan, perbedaan hendaknya menjadi kekuatan untuk menggalang persatuan kesatuan.
"Perbedaan suku bangsa serta budaya tidak menjadi ukuran bahwa seorang lebih mulia dari yang lain, lebih tinggi derajatnya, lebih patut dihormati daripada yang lain, tidak, sekali-kali tidak karena di mata Allah semua itu hanyalah warna-warna kehidupan yang menunjukkan keragaman ciptaan Tuhan yang maha kuasa," ujarnya.
"Kerukunan beragama berarti kebersamaan antara umat beragama dengan pemerintah dalam rangka suksesnya pelaksanaan pembangunan di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw," kata Khatib Suleman pada ibadah Shalat Id di Lapangan Sparta Tikala Manado, Sabtu.
Islam menurut dia, menjunjung tinggi toleransi, karena toleransi adalah urusan muamalah dan kehidupan sosial.
Sulut, kata dia, merupakan salah satu daerah yang memiliki pluralitas penduduk yang cukup tinggi, dan pluralitas tersebut meliputi suku, etnis, budaya dan agama.
"Untuk itu semua diperlukan rasa toleransi antarsuku, antar etnis, antar budaya dan agama demi menghindari terjadinya konflik yang mengarah pada tindakan kekerasan," harap Khatib.
Perbedaan bukan saja keniscayaan yang harus diterima umat manusia, melainkan satu dari sekian anugerah terindah yang diberikan Allah kepada makhlukNya.
"Betapa tidak karena perbedaan itulah hidup kita menjadi lebih berwarna ibarat bunga tulip yang tumbuh dan mekar bunganya. Apabila di sebuah taman hanya ada bunga tulip satu warna, maka yang tampak hanya satu warna saja, tentu akan lebih indah apabila bunga tulipnya berwarna-warni," katanya menambahkan.
Perbedaan bukanlah sebagai penghalang terwujudnya persaudaraan dan persatuan, perbedaan hendaknya menjadi kekuatan untuk menggalang persatuan kesatuan.
"Perbedaan suku bangsa serta budaya tidak menjadi ukuran bahwa seorang lebih mulia dari yang lain, lebih tinggi derajatnya, lebih patut dihormati daripada yang lain, tidak, sekali-kali tidak karena di mata Allah semua itu hanyalah warna-warna kehidupan yang menunjukkan keragaman ciptaan Tuhan yang maha kuasa," ujarnya.