Manado, 16/10 (AntaraSulut) - Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sam Ratulangi Ratih Prasetya mengatakan kemarau di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akibat dari El Nino yang melanda daerah tersebut.

"Kami memperkirakan saat ini untuk wilayah Sulut pada hari ini dan esok akan masih tetap berawan dengan suhu antara 21-34 derajat celsius, "kata Ratih, di Manado, Kamis.

Ratih mengatakan adanya El Nino menyebabkan berkurangnya pembentukan awan hujan, karena pasokan awan itu terbawa ke arah Samudera Pasifik bagian tengah.

Namun, katanya, hasil pengamatan terakhir menunjukkan bahwa El Nino telah mulai melemah.

Selain itu, masih memanasnya perairan Samudera Pasifik yang berada di utara Sulut, memicu munculnya siklon-siklon tropis sebagai penyebab pergerakan massa udara masuk ke Sulut didominasi massa udara dari arah tenggara-selatan.

"Massa udara ini bersifat kering sehingga menghambat pembentukan awan-awan hujan," jelasnya.

Kemudian, katanya, penyebab lainnya adalah munculnya Siklon Tropis di utara Sulut, diatas juga akan mem"blok" aliran massa udara dari benua Asia yang bersifat basah.

"Karena itu, menyebabkan tidak terjadi hujan di Sulut," katanya.

El Nino adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.

Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Nino, gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Ni�a.

Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru terjadi pada bulan Desember.

Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024