Manado (ANTARA) - Lady Christie Block, enterpreneur wanita asal Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang sukses dengan bisnisnya di Ibukota London, Inggris.
Sampai diposisinya saat ini, Lady telah melewati liku perjalanan bisnis yang tidak mudah.
Segenap usaha dan upaya dilakukannya untuk meraih peruntungan.
Lady yang memiliki sikap hidup pantang menyerah ini, mengawali kisah bisnisnya pada tahun 2005. Saat itu, Ia merantau ke Pulau Bali.
Selanjutnya, Ia mengawali karir pada tahun 2007 dengan memasarkan produk unggulan yang dilabeli brand Lady Christie.
“Saya merancang dan memproduksi sepatu dan tas kulit untuk Lady Christie Collection.
Dan pada waktu itu saya menitipkan produksi saya di butik-butik yang berada di Kuta Seminyak Bali,” kata Lady mengisahkan awal karirnya.
Kelahiran Jakarta 25 Desember 1984 ini, kemudian mengekspor sepatu dan tas produksinya ke sejumlah negara di Eropa juga Australia.
Kemudian di tahun 2013, Ia memutuskan untuk menikah dengan kekasih pujaan hatinya di Bristol England.
“Tahun 2018 saya pindah dan menetap di London England,” ujarnya.
Sejak pindah ke Inggris, Lady menyatakan sangat terinspirasi dengan keindahan dan kesenian negara Inggris.
Dari situlah segenap potensinya digali menjadi sebuah karya.
“Berada di Inggris bukanlah suatu kebetulan. Untuk itu, saya ingin mempergunakan kesempatan yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Yakni mempersembahkan karya-karya terbaikku,” ucapnya.
Selain memproduksi kebutuhan fashion, seperti tas dan sepatu, Lady juga memproduksi parfum yang dalam waktu dekat ini, akan di-launching.
Untuk produk parfum, sebutnya, didorong oleh kecintaannya kepada wewangian. Karena sejak remaja, Ia ingin sekali membeli parfum branded, namun dengan kondisi ekonomi yang terbatas, keinginan tersebut tidak kesampaian.
“Sejak masih remaja, saya suka sekali dengan parfum. Tetapi karena saya dari keluarga sederhana, ingin membeli parfum branded pun tidak mampu,” tukasnya.
“Kecintaan saya kepada wewangian
membuat saya terdorong untuk belajar dan sekolah ahli wewangian atau perfumery di industry parfum profesional di Cotswolds England tahun 2022 lalu,” ungkap lulusan SMA Katolik Rex Mundi Manado ini.
Menjadi suatu kebanggaan bagi Lady, dapat mempersembahkan yang terbaik dari potensi yang ada pada dirinya.
“Di negeri Inggris ini, melalui perusahan Lady Christie saya bangun pada 7 Oktober 2022 lalu. Saya juga baru saja me-launching koleksi produksi pertamaku yaitu scented candle, lilin wangi dan pada bulan Mei tahun 2023. Parfum Lady Christie ini, akan segera launching. Saya berharap suatu hari nanti bisa membuat Indonesia bangga,” katanya.
Dari hasil usaha yang ditekuninya, Lady mengantongi omset per bulan kurang lebih kalau dirupiahkan mencapai Rp400 juta.
Untuk produk candle per bulannya sesuai permintaan candle harus ready 1000 jars.
Ia mempekerjakam lima orang karyawan. Saat ini, yang dipasarkan baru candle. Untuk parfum baru akan launching bulan Mei 2023 mendatang. Untuk yang diproduksi pertama ada 10.000 botol, kemudian dipasarkan di mall di London dan online .
“Harga parfum per botol ukuran 100 ml £135 sekitar Rp2,5 juta – kalau yang 50 ml £ 75 sekitar Rp1,3 juta. Jadi kira-kira kalau parfum omset per bulan untuk size 100 ml sebesar Rp12 M lebih. Puji Tuhan dan 50 ml sebesar Rp6.7 M. Itu sudah pasti terjual karena produksi pertama mall, mekanismenya bayar dulu. Jadi tidak ada istilah consignments,” pungkasnya
Sampai diposisinya saat ini, Lady telah melewati liku perjalanan bisnis yang tidak mudah.
Segenap usaha dan upaya dilakukannya untuk meraih peruntungan.
Lady yang memiliki sikap hidup pantang menyerah ini, mengawali kisah bisnisnya pada tahun 2005. Saat itu, Ia merantau ke Pulau Bali.
Selanjutnya, Ia mengawali karir pada tahun 2007 dengan memasarkan produk unggulan yang dilabeli brand Lady Christie.
“Saya merancang dan memproduksi sepatu dan tas kulit untuk Lady Christie Collection.
Dan pada waktu itu saya menitipkan produksi saya di butik-butik yang berada di Kuta Seminyak Bali,” kata Lady mengisahkan awal karirnya.
Kelahiran Jakarta 25 Desember 1984 ini, kemudian mengekspor sepatu dan tas produksinya ke sejumlah negara di Eropa juga Australia.
Kemudian di tahun 2013, Ia memutuskan untuk menikah dengan kekasih pujaan hatinya di Bristol England.
“Tahun 2018 saya pindah dan menetap di London England,” ujarnya.
Sejak pindah ke Inggris, Lady menyatakan sangat terinspirasi dengan keindahan dan kesenian negara Inggris.
Dari situlah segenap potensinya digali menjadi sebuah karya.
“Berada di Inggris bukanlah suatu kebetulan. Untuk itu, saya ingin mempergunakan kesempatan yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Yakni mempersembahkan karya-karya terbaikku,” ucapnya.
Selain memproduksi kebutuhan fashion, seperti tas dan sepatu, Lady juga memproduksi parfum yang dalam waktu dekat ini, akan di-launching.
Untuk produk parfum, sebutnya, didorong oleh kecintaannya kepada wewangian. Karena sejak remaja, Ia ingin sekali membeli parfum branded, namun dengan kondisi ekonomi yang terbatas, keinginan tersebut tidak kesampaian.
“Sejak masih remaja, saya suka sekali dengan parfum. Tetapi karena saya dari keluarga sederhana, ingin membeli parfum branded pun tidak mampu,” tukasnya.
“Kecintaan saya kepada wewangian
membuat saya terdorong untuk belajar dan sekolah ahli wewangian atau perfumery di industry parfum profesional di Cotswolds England tahun 2022 lalu,” ungkap lulusan SMA Katolik Rex Mundi Manado ini.
Menjadi suatu kebanggaan bagi Lady, dapat mempersembahkan yang terbaik dari potensi yang ada pada dirinya.
“Di negeri Inggris ini, melalui perusahan Lady Christie saya bangun pada 7 Oktober 2022 lalu. Saya juga baru saja me-launching koleksi produksi pertamaku yaitu scented candle, lilin wangi dan pada bulan Mei tahun 2023. Parfum Lady Christie ini, akan segera launching. Saya berharap suatu hari nanti bisa membuat Indonesia bangga,” katanya.
Dari hasil usaha yang ditekuninya, Lady mengantongi omset per bulan kurang lebih kalau dirupiahkan mencapai Rp400 juta.
Untuk produk candle per bulannya sesuai permintaan candle harus ready 1000 jars.
Ia mempekerjakam lima orang karyawan. Saat ini, yang dipasarkan baru candle. Untuk parfum baru akan launching bulan Mei 2023 mendatang. Untuk yang diproduksi pertama ada 10.000 botol, kemudian dipasarkan di mall di London dan online .
“Harga parfum per botol ukuran 100 ml £135 sekitar Rp2,5 juta – kalau yang 50 ml £ 75 sekitar Rp1,3 juta. Jadi kira-kira kalau parfum omset per bulan untuk size 100 ml sebesar Rp12 M lebih. Puji Tuhan dan 50 ml sebesar Rp6.7 M. Itu sudah pasti terjual karena produksi pertama mall, mekanismenya bayar dulu. Jadi tidak ada istilah consignments,” pungkasnya