Manado, (ANTARA Sulut) - Kepala Bank Mandiri Area Manado Hotman Nainggolan mengatakan terus membangun pelayanan kepada nasabah dan masyarakat sebagai transformasi budaya.
"Kami terus memberikan pelayanan prima yang berkualitas kepada masyarakat, dan dijadikan budaya sehingga mampu melayani dari hati," kata Hotman di Manado, Senin.
Hotman mengatakan jika pelayanan dijadikan sebagai budaya, maka secara langsung akan lahir sendiri dari jiwa pribadi masing-masing," katanya.
Saat ini, katanya, pelayanan yang prima masih dalam tatanan kerja tapi harus menjadi budaya. Bagaimana tamu dijadikan sebagai seorang sahabat bukan raja.
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor E Tapiheru mengatakan jadikan "Service Excellence" atau pelayanan sebagai budaya di Provinsi ini dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Dalam menghadapi MEA 2015, yang terpenting adalah tentang peningkatan daya saing dan service excellence harus dijadikan sebagai budaya," kata Luctor.
Luctor mengatakan dengan dijadikannya budaya, maka kita akan mampu melayani dengan hati, sehingga pelanggan atau tamu yang datang ke Sulut merasa puas dan nyaman.
Kita tidak berbicara lagi dalam konteks perdagangan bebas, katanya, karena banyak yang sudah masuk seperti Tiongkok, tetapi yang paling penting, bagaimana kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) kita," kata Tapiheru.
Ia mengatakan saat ini Kota Manado diarahkan menjadi kota jasa dan perdagangan. Nah, hal inilah yang harus didukung oleh kesiapan SDM, sehingga orang Manado tidak hanya menjadi target market saja.
"Pelaku di Manado supaya dapat memberi kontribusi agar pertumbuhan dapat dinikmati oleh masyarakat Sulut sendiri," katanya.
Tapiheru mengungkapkan beberapa tahun belakangan ini, Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulut rata-rata di atas 7 persen, jauh lebih tinggi dari PE nasioanal yang hanya 5 persen. Ini artinya menjadi daya tarik dari pekerja lain untuk masuk ke Sulut sangat tinggi.
(guntur bilulu/@antarasulut.com)
"Kami terus memberikan pelayanan prima yang berkualitas kepada masyarakat, dan dijadikan budaya sehingga mampu melayani dari hati," kata Hotman di Manado, Senin.
Hotman mengatakan jika pelayanan dijadikan sebagai budaya, maka secara langsung akan lahir sendiri dari jiwa pribadi masing-masing," katanya.
Saat ini, katanya, pelayanan yang prima masih dalam tatanan kerja tapi harus menjadi budaya. Bagaimana tamu dijadikan sebagai seorang sahabat bukan raja.
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor E Tapiheru mengatakan jadikan "Service Excellence" atau pelayanan sebagai budaya di Provinsi ini dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Dalam menghadapi MEA 2015, yang terpenting adalah tentang peningkatan daya saing dan service excellence harus dijadikan sebagai budaya," kata Luctor.
Luctor mengatakan dengan dijadikannya budaya, maka kita akan mampu melayani dengan hati, sehingga pelanggan atau tamu yang datang ke Sulut merasa puas dan nyaman.
Kita tidak berbicara lagi dalam konteks perdagangan bebas, katanya, karena banyak yang sudah masuk seperti Tiongkok, tetapi yang paling penting, bagaimana kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia) kita," kata Tapiheru.
Ia mengatakan saat ini Kota Manado diarahkan menjadi kota jasa dan perdagangan. Nah, hal inilah yang harus didukung oleh kesiapan SDM, sehingga orang Manado tidak hanya menjadi target market saja.
"Pelaku di Manado supaya dapat memberi kontribusi agar pertumbuhan dapat dinikmati oleh masyarakat Sulut sendiri," katanya.
Tapiheru mengungkapkan beberapa tahun belakangan ini, Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulut rata-rata di atas 7 persen, jauh lebih tinggi dari PE nasioanal yang hanya 5 persen. Ini artinya menjadi daya tarik dari pekerja lain untuk masuk ke Sulut sangat tinggi.
(guntur bilulu/@antarasulut.com)