Jakarta, (AntaraSulut) - Ketua Pusat Kajian Amerika Universitas Indonesia Suzie Sudarman menyarankan pemerintah Joko Widodo bersama Jusuf Kalla meniru keberhasilan pembangunan perekonomian Brazil dengan cara mengembangkan bidang kerakyatan disertai industrialisasi.

"Kita memiliki presiden baru yang populis, Joko Widodo (Jokowi). Brazil juga dibangun oleh tokoh populis, Lula da Silva, yang menggunakan paham kerakyatan disertai dengan pembangunan industri agar hasil produksi rakyat dapat disalurkan," kata Suzie di Depok, Senin.

Ia mengatakan industrialisasi adalah hal penting, namun agak dilupakan dalam konsep kerakyatan dalam bidang ekonomi yang akan diterapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Berbagai pihak, katanya, menilai industrialisasi akan berdampak pada inflasi karena persebaran uang di masyarakat banyak, namun industrialisasi sebenarnya dibutuhkan untuk memajukan perekonomian petani.

Menurutnya hal itu terbukti dari pengalaman Brazil yang berhasil memadukan paham kerakyatan disertai industrialisasi sehingga kini dapat berswasembada pangan dan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia.

"Banyak pengalaman Brazil yang bisa diulang di Indonesia, misalnya swasembada pangan. Melalui usaha selama tiga puluh tahun Brazil sekarang 'net exporter', padahal sebelumnya 'net importer'," tuturnya.

Ia mengatakan perkembangan ekonomi Brazil tidak terlepas dari keberhasilan menyebarkan industri kreatifnya ke seluruh dunia, misalnya industri perfilman, serta sektor pertanian, misalnya buah-buahan, yang kini menguasai Amerika.

Kreativitas sumber daya manusia maupun kekayaan alam Indonesia, katanya, tidak kalah dibandingkan Brazil sehingga dengan kebijakan yang tepat akan dapat meniru keberhasilan Brazil.

Ia menyayangkan selama ini Indonesia hanya berkiblat pada Amerika Serikat dalam bidang ekonomi, dan tidak memperhatikan pengalaman dan potensi negara lain yang lebih mudah ditiru Indonesia.

"Amerika terlalu jauh. Kalau mencontoh negara-negara yang agak mirip budaya dan kondisinya, jauh lebih masuk akal," katanya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024