Bandung (ANTARA) -
Warga yang merupakan pedagang nasi rames Didin Khoirudin (60) mengaku melihat asap pekat timbul di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, sesaat setelah adanya ledakan bom bunuh diri.
 
Saat itu, ia mengaku baru membuka warung nasi ramesnya yang berada hanya 90 meter dari Polsek Astanaanyar. Menurutnya dentuman dari ledakan bom itu terdengar sangat keras.
 
"Ya kalau ban meletus itu kan nggak seberapa, tapi nggak sebesar petir juga, pokoknya dentuman keras gitu, kemudian saya melirik ke sana (Polsek Astanaanyar)," kata dia lagi.
 
Setelah dentuman itu, menurutnya, asap pekat timbul di Polsek Astanaanyar. Bahkan, kata dia, plang tulisan polisi di Polsek Astanaanyar pun tertutupi oleh asap tersebut.
 
"Saat itu saya tetap di sini, sudah mulai kerja, tapi belum ada pembeli," kata Didin.
 
Sejauh ini, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menyatakan ada 11 korban yang timbul akibat bom bunuh diri tersebut. Selain pelaku, menurutnya, seorang anggota polisi bernama Aiptu Sofyan meninggal di lokasi kejadian.
 
"Satu warga atas nama ibu Nur Hasanah itu mengalami luka ringan, yang pada saat kejadian ibu Nur Hasanah sedang jalan melewati Polsek Astanaanyar," kata Suntana.
 
Kini polisi masih melakukan penyisiran di sekitar Kantor Polsek Astanaanyar guna melakukan sterilisasi lokasi sebelum melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga sebut asap pekat timbul di Polsek Astanaanyar saat ledakan bom

Pewarta : Bagus Ahmad Rizaldi
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024