Sangihe, Sulut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara membutuhkan anggaran Rp1,6 miliar lebih untuk memperbaiki rumah warga yang rusak akibat gelombang pasang yang terjadi pada Kamis (27/10) malam.
"Perbaikan rumah penduduk yang rusak akibat terjangan gelombang pasang di Kabupaten Sangihe diperlukan anggaran Rp1,6 miliar," kata kepala BPBD Sangihe Wandu Labesi di Tahuna, Kamis.
Menurut dia, anggaran Rp1,6 miliar tersebut untuk memperbaiki 141 unit rumah penduduk yang rusak ringan sampai rusak berat.
Rumah yang rusak ada di 11 kecamatan dengan perincian, 21 rumahl di Kecamatan Tahuna dengan anggaran Rp315 juta, Tahuna Timur 15 rumah anggaran Rp198 juta, Tahuna Barat (10) rumah Rp89 juta.
Kecamatan Tamako ada 24 unit rumah dengan kerugian Rp172 juta, Nusa Tabukan (4) rumah Rp48 juta, Kendahe (1) rumah Rp3,5 juta, Tabukan Utara (2) rumah Rp15 juta, Manganitu (7) rumah Rp36 juta, Tabukan Tengah (1) rumah Rp3,5 juta, Marore (29) rumah Rp423 juta dan Tatoareng (27) rumah Rp359 juta.
Pemerintah berharap semua penduduk yang rumahnya rusak agar bersabar sebab pemerintah tetap mengusahakan bantuan perbaikan rumah.
"Kami akan mengusulkan kepada pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk biaya perbaikan rumah yang rusak," kata dia.
"Perbaikan rumah penduduk yang rusak akibat terjangan gelombang pasang di Kabupaten Sangihe diperlukan anggaran Rp1,6 miliar," kata kepala BPBD Sangihe Wandu Labesi di Tahuna, Kamis.
Menurut dia, anggaran Rp1,6 miliar tersebut untuk memperbaiki 141 unit rumah penduduk yang rusak ringan sampai rusak berat.
Rumah yang rusak ada di 11 kecamatan dengan perincian, 21 rumahl di Kecamatan Tahuna dengan anggaran Rp315 juta, Tahuna Timur 15 rumah anggaran Rp198 juta, Tahuna Barat (10) rumah Rp89 juta.
Kecamatan Tamako ada 24 unit rumah dengan kerugian Rp172 juta, Nusa Tabukan (4) rumah Rp48 juta, Kendahe (1) rumah Rp3,5 juta, Tabukan Utara (2) rumah Rp15 juta, Manganitu (7) rumah Rp36 juta, Tabukan Tengah (1) rumah Rp3,5 juta, Marore (29) rumah Rp423 juta dan Tatoareng (27) rumah Rp359 juta.
Pemerintah berharap semua penduduk yang rumahnya rusak agar bersabar sebab pemerintah tetap mengusahakan bantuan perbaikan rumah.
"Kami akan mengusulkan kepada pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk biaya perbaikan rumah yang rusak," kata dia.