Manado (ANTARA) - Pelaksana Tugas Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara, Meidy Tinangon berharap pers ikut mewujudkan jurnalisme perdamaian menjelang pemilu.
"Dalam pemilu ada rivalitas yang berpotensi konflik. KPU sempat menyampaikan bahwa harapan kita mengarah pada jurnalisme kemanusiaan, jurnalisme perdamaian," sebut Tinangon di Manado, Senin.
Ketika pers terus menggaungkan jurnalisme perdamaian di arena konflik, dia optimistis akan berubah menjadi arena integrasi bangsa.
"KPU berharap pers berperan di situ (integrasi bangsa) termasuk di dalamnya dukungan organisasi profesi seperti AJI, PWI, IJTI serta yang lainnya untuk mewujudkan jurnalisme perdamaian," harap Tinangon.
Dia mengatakan, sinergitas dengan pers tidak dalam maksud mengkooptasi kebebasan pers, akan tetapi bagaimana kemudian kebebasan pers berjalan baik tetapi juga bisa mendukung pemilu menjadi sarana integrasi bangsa.
"Itu yang kami harapkan ketika antara KPU dan pers terbangun komunikasi dan sinergitas," ujarnya.
Selama ini, menurut dia, pers telah memberi warna dalam setiap tahapan pelaksanaan pemilu, di mana dari produk jurnalistik yang dihasilkan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat.
"Pers adalah ujung tombak pilar proses demokrasi," katanya.
Pers juga menurut dia, memberikan peran aktif untuk menghadirkan kwalitas partisipasi masyarakat dalam pemilu.
"Kwalitas yang dimaksud adalah bagaimana partisipasi masyarakat mendukung pemilu berkelanjutan, pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai bagian substansi demokrasi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPU Sulut harapkan pers wujudkan jurnalisme perdamaian
"Dalam pemilu ada rivalitas yang berpotensi konflik. KPU sempat menyampaikan bahwa harapan kita mengarah pada jurnalisme kemanusiaan, jurnalisme perdamaian," sebut Tinangon di Manado, Senin.
Ketika pers terus menggaungkan jurnalisme perdamaian di arena konflik, dia optimistis akan berubah menjadi arena integrasi bangsa.
"KPU berharap pers berperan di situ (integrasi bangsa) termasuk di dalamnya dukungan organisasi profesi seperti AJI, PWI, IJTI serta yang lainnya untuk mewujudkan jurnalisme perdamaian," harap Tinangon.
Dia mengatakan, sinergitas dengan pers tidak dalam maksud mengkooptasi kebebasan pers, akan tetapi bagaimana kemudian kebebasan pers berjalan baik tetapi juga bisa mendukung pemilu menjadi sarana integrasi bangsa.
"Itu yang kami harapkan ketika antara KPU dan pers terbangun komunikasi dan sinergitas," ujarnya.
Selama ini, menurut dia, pers telah memberi warna dalam setiap tahapan pelaksanaan pemilu, di mana dari produk jurnalistik yang dihasilkan kemudian disebarluaskan kepada masyarakat.
"Pers adalah ujung tombak pilar proses demokrasi," katanya.
Pers juga menurut dia, memberikan peran aktif untuk menghadirkan kwalitas partisipasi masyarakat dalam pemilu.
"Kwalitas yang dimaksud adalah bagaimana partisipasi masyarakat mendukung pemilu berkelanjutan, pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagai bagian substansi demokrasi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPU Sulut harapkan pers wujudkan jurnalisme perdamaian