Manado, 3/6 (AntaraSulut) - Nilai Tukar Petani(NTP) Sulawesi Utara (Sulut) meski sedikit membaik ke angka indeks 99,95 tetapi masih memprihatinkan karena berada di bawah rata-rata nasional 101,88.

"NTP Sulut per Mei 2014 hanya di angka indeks 99,95 meski naik 0,35 persen dari April 99,60, dan ini pertanda secara umum petani Sulut belum sejahtera," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Faizal Anwar di Manado, Selasa.

Terciptanya angka indeks NTP di bawah 100 tersebut, karena indeks yang diterima petani hanya 111,23 lebih kecil ketimbang indeks yang dibayar atau biaya rumah tangga 111,29.

Kendati masih di bawah indeks standar, tetapi terdapat indikasi menggembirakan karena adanya kecenderungan kenaikan indeks diterima petani (penghasilan) lebih tinggi ketimbang pengeluaran atau biaya.

Indeks diterima petani pada Mei tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,42 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani yang hanya meningkat 0,07 persen dibanding bulan sebelumnya.

Dari lima jenis sektor pertanian, kata Faizal, yang masuk kategori sejahtera karena penghasilan lebih tinggi dari pengeluaran yakni petani holtikultura, perikanan dan peternakan.

"NTP Holtikultura tercatat 105, 32, NTP perikanan 104,71 dan peternakan 100.53," kata Faizal.

Sementara NTP tanaman pangan di bulan Mei tercatat hanya 95.36, NTP tanaman perkebunan rakyat 98.85.

Dengan NTP Sulut 99,95, maka nilai tersebut berada di bawah angka nasional yang mencapai 101.88.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dan mengukur kemampuan tukar komoditi yang dihasilkan atau dijual petani, dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

Semakin tinggi NTP, dapat diindikasikan bahwa kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dengan demikian tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024