Manado (ANTARA) - Badan Karantina Pertanian (Barantan) meningkatkan uji laboratorium pada produk ekspor di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, di Manado, Senin, mengatakan tugas karantina pertanian berat, antara lain harus menjaga 537 pintu masuk dan keluar dengan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas.

"Terima kasih kepada Komisi IV DPR RI yang telah mendukung karantina pertanian, di setiap kunjungan ke daerah selalu menggandeng karantina dan memberikan masukan masukan," ujar dia.

Dia mengatakan hampir semua ekspor adalah produk tumbuhan karenanya harus selalu dijaga dari unsur aflatoxin, cemaran logam, serta hama dan penyakit.

Bambang mengatakan Karantina Pertanian telah memiliki 50 laboratorium yang ada di unit pelaksana teknis.

"Tetapi belum semua uji dapat dilakukan di laboratorium tersebut, hanya beberapa yang telah komplit, karenanya tahun depan kami akan perkuat laboratorium ini," kata dia.

Ia menambahkan Karantina Pertanian Manado pada September 2022 telah memfasilitasi ekspor produk pertanian asal Sulut sebanyak Rp4,9 triliun, sedangkan komoditas tertinggi diekspor adalah kelapa dan produk turunan.

Ada juga, katanya, beberapa produk unggulan baru yang sedang dibina untuk menjadi produk unggulan Manado, contohnya porang, stevia dan bunga krisan.

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat kunjungan kerja ke Propinsi Sulawesi Utara mengatakan harusnya karantina ada di depan Bea Cukai.

"Periksa dulu baru bayar cukai, hal ini karena karantina dulu tidak punya peralatan. Karenanya saya sangat mendukung sekali kecanggihan peralatan untuk karantina terutama laboratorium," jelasnya.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Karantina Pertanian tingkatkan uji laboratorium produk ekspor

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024