Manado (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Jenny Karouw mengatakan saat ini ada delapan investor yang membangun industri olahan di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung.
"KEK Bitung untuk industri kelapa dan turunannya serta perikanan, itu yang sementara mereka bangun," kata Jenny di Manado, Selasa.
Ia memastikan KEK industri Bitung telah beroperasi, meski pengembangannya masih dipengaruhi kondisi ekonomi global.
"Investor yang kita harapkan masuk dari luar, antara lain yang gencar beberapa investor China yang sempat membangun, tapi karena resesi ekonomi akhirnya memperlambat investasi," ujarnya.
Jenny optimistis KEK industri Bitung akan tumbuh seperti yang diharapkan, apalagi di dalam kawasan seluas 534 hektare tersebut, terdapat sebanyak 18 perusahaan yang sudah eksisting.
"Tinggal mau dilihat sekarang ini pertambahan investasi, itu yang tentu mau diharapkan," ujarnya.
Delapan investor yang sementara membangun industri olahan di KEK Bitung yaitu PT Futai Sulawesi Utara, PT Marina Nusantara Selaras, PT Multi Duta Cipta, PT Awilton Nyiur Internasional.
Selanjutnya, PT Palma Marinaio Nusantara, PT Samudera Ulam Nusantara, PT Ulam Laut Nusantara dan PT Anping Indonesia.
"KEK Bitung untuk industri kelapa dan turunannya serta perikanan, itu yang sementara mereka bangun," kata Jenny di Manado, Selasa.
Ia memastikan KEK industri Bitung telah beroperasi, meski pengembangannya masih dipengaruhi kondisi ekonomi global.
"Investor yang kita harapkan masuk dari luar, antara lain yang gencar beberapa investor China yang sempat membangun, tapi karena resesi ekonomi akhirnya memperlambat investasi," ujarnya.
Jenny optimistis KEK industri Bitung akan tumbuh seperti yang diharapkan, apalagi di dalam kawasan seluas 534 hektare tersebut, terdapat sebanyak 18 perusahaan yang sudah eksisting.
"Tinggal mau dilihat sekarang ini pertambahan investasi, itu yang tentu mau diharapkan," ujarnya.
Delapan investor yang sementara membangun industri olahan di KEK Bitung yaitu PT Futai Sulawesi Utara, PT Marina Nusantara Selaras, PT Multi Duta Cipta, PT Awilton Nyiur Internasional.
Selanjutnya, PT Palma Marinaio Nusantara, PT Samudera Ulam Nusantara, PT Ulam Laut Nusantara dan PT Anping Indonesia.