Manado, 28/5 (AntaraSulut) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Djouhari Kansil menyatakan peran orang tua, tokoh agama dan masyarakat bisa meredam kriminalitas.

"Orang tua harus bisa mengarahkan anak-anaknya yang sering terlibat dalam tindak kriminal terutama panah wayer, agar menghentikan aksinya," kata Kansil, di Manado Selasa.

Menurutnya, orang tua punya punya kemampuan untuk membuat anak-anaknya tidak terlibat dalam tindakan kriminal di Manado, karena rata-rata masih dibawah umur.

Ia mengatakan, apalagi jika kerjasama dengan tokoh agama dan masyarakat berjalan, maka aksi kriminal tersebut bisa diredam, karena remaja masih bisa diarahkan.

Memang menurutnya, hal tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan, karena kebanyakan pelaku memang menghormati tokoh agama dan masyarakat, tetapi biasanya selalu mencari celah untuk melakukan aksinya.

"Sebab itu maka orang tua, tokoh agama dan masyarakat setempat harus bisa menjalankan perannya dengan maksimal dan tepat waktu, untuk menghentikan berbagai aksi tersebut," katanya.

Menurutnya sangat ironis memang karena pelaku tindakan kriminal rata-rata masih anak-anak yang berjumlah 45 orang dan masih berumur 12-19 tahun, dan sekarang dalam tahanan polisi di Polres Manado.

Karena itu Kansil mengajak semua pemangku kepentingan untuk sama-sama menyelesaikan masalah tersebut dengan bekerja sama mengarahkan anak-anak melakukan hal-hal yang positif.

"Daripada menggunakan panah wayer untuk melakukan tindakan kriminal lebih baik mengajak mereka bersama-sama beralih ke empat wayer," katanya.

Empat wayer menurut Kansil, adalah tarian tradisional dari Sangihe, Talaud dan Sitaro yang selalu ditarikan pada perayaan-perayaan di mana-mana.

Tarian tersebut katanya, banyak positifnya, karena mengajarkan kerjasama dan gotong royong antar sesama penduduk di Nusa Utara katanya, yang dibawa ke mana-mana etnis tersebut tinggal. ***1***


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024