Minahasa, 18/4 (AntaraSulut) - Ratusan warga Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) merayakan Jumat Agung.

Ketua Jemaat GMIM Paulus Wasian, Wilayah Kakas Satu Pdt Silvana Waleleng Sepang Sth mengatakan dalam perayaan Jumat Agung di tahun 2014 ini, ratusan jemaat mengikutinya dengan penuh ungkapan syukur.

"Saya bersyukur karena hampir semua jemaat di lingkup GMIM merayakan Jumat Agung sebagai tanda kematian Yesus Kristus untuk menebus dosa umat manusia," ujar Silvana, di Tondano, Jumat.

Perayaan Jumat Agung ini sebagai bukti Kasih Kristus kepada umatnya yang rela mati demi umat manusia.

"Kita bersyukur karena kematianNYA menghidupkan kita. Tapi, saat ini menjadi tanda awas bagi umat karena kedatangan Dia yang kedua kalinya nanti bukan lagi untuk menyelamatkan namun akan menjadi hakim yang adil bagi manusia," ujarnya.

Perayaan Jumat Agung ini diselenggarakan di seluruh gereja baik Protestan maupun Katolik di seluruh dunia.

Salib Suci Yesus, katanya sebagai tanda kelemahlembutan,mengampuni, murah hari, berkurban, dan rela menderita untuk manusia.

"Salib merupakan lambang kemenangan Yesus, dengan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa umat manusia seperti tertulis di dalam kitab perjanjian. Sebab Janji Tuhan itu selalu terpenuhi. Kita mengenangkan bagaimana sengsara Yesus datang untuk menebus dosa manusia," jelasnya.

Perayaan Jumat Agung di Jemaat GMIM Paulus Wasian juga dilanjutkan dengan sakramen perjamuan kudus bagi semua sidi jemaat.

"Perjamuan Kudus ini sebagai tanda penderitaan Kristus dan dirayakan dengan makan roti yang menandakan tubuh Kristus dan minum anggur untuk memperingati darah Yesus yang tercurah di kayu salib," jelasnya.

Pewarta : nancy tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024