Jakarta, (AntaraSulut) - Pengamat dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Golkar akan sulit terjadi mengingat partai banteng masih mengingat perlakuan partai beringin saat Orde Baru.
"Kalau (koalisi) dengan Golkar agak riskan. Perlakuan Golkar di masa Orde Baru terhadap PDIP yang saat itu masih menggunakan nama PDI masih menyimpan trauma bagi sebagian pendukung fanatik PDIP, khususnya di kalangan kaum tua," kata Said lewat pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Kamis.
Wacana mengenai PDIP akan berkoalisi dengan partai lain begitu hangat akhir-akhir ini. Menilik perolehan suara Pileg 2014 partai banteng bermoncong putih itu dari hitung cepat sejumlah lembaga survei ada di bawah ambang batas mencalonkan presiden atau "presidential threshold" (PT).
Said mengatakan PDIP kesulitan mengajukan sendiri capresnya mengingat syarat mengusulkan capres harus memiliki bekal PT 25 persen suara Pileg atau mampu menyabet 20 persen kursi DPR.
Sementara itu, Said melihat peluang PDIP untuk menggandeng Partai Gerindra atau Partai Demokrat justru akan lebih sulit lagi.
"Kali ini Prabowo Subianto sepertinya tidak akan mau turun kelas jadi cawapres. Sementara PDIP terlalu besar gengsinya untuk berkoalisi dengan Demokrat yang selama ini menjadi seteru politiknya," katanya.
"Memang masih ada PKB, PAN, PPP, Nasional Demokrat, PKS atau Hanura yang bisa membantu PDIP agar tetap bisa mengusung Jokowi di Pilpres nanti. Tetapi ini juga tidak mudah," katanya.
Menurutnya, parpol-parpol seperti PPP, PKS dan Hanura akan cenderung merapat ke Golkar atau Gerindra. Dengan demikian, tersisa PKB, PAN dan NasDem.
Dengan tiga partai tersisa itu, kata Said, PDIP akan menghadapi dilema. Karena bilamana PDIP memilih PKB, maka PAN bisa lari ke Golkar ataupun Gerindra.
"Karena peluang Hatta Rajasa menjadi cawapres Jokowi akan mengecil di saat PAN, PKB dan PDIP dalam satu koalisi (karena PDIP akan menimbang antara memilih cawapres dari PKB atau PAN). Begitu pun sebaliknya," katanya.
"Kalau demikian petanya, maka PDIP kemungkinan akan berkoalisi hanya dengan dua sampai tiga parpol saja, yaitu PKB atau PAN, NasDem dan PKPI. Itupun kalau PKPI tidak merapat ke Golkar. Sementara PBB sepertinya akan memilih ke Gerindra," kata dia.
"Kalau (koalisi) dengan Golkar agak riskan. Perlakuan Golkar di masa Orde Baru terhadap PDIP yang saat itu masih menggunakan nama PDI masih menyimpan trauma bagi sebagian pendukung fanatik PDIP, khususnya di kalangan kaum tua," kata Said lewat pesan elektronik yang diterima di Jakarta, Kamis.
Wacana mengenai PDIP akan berkoalisi dengan partai lain begitu hangat akhir-akhir ini. Menilik perolehan suara Pileg 2014 partai banteng bermoncong putih itu dari hitung cepat sejumlah lembaga survei ada di bawah ambang batas mencalonkan presiden atau "presidential threshold" (PT).
Said mengatakan PDIP kesulitan mengajukan sendiri capresnya mengingat syarat mengusulkan capres harus memiliki bekal PT 25 persen suara Pileg atau mampu menyabet 20 persen kursi DPR.
Sementara itu, Said melihat peluang PDIP untuk menggandeng Partai Gerindra atau Partai Demokrat justru akan lebih sulit lagi.
"Kali ini Prabowo Subianto sepertinya tidak akan mau turun kelas jadi cawapres. Sementara PDIP terlalu besar gengsinya untuk berkoalisi dengan Demokrat yang selama ini menjadi seteru politiknya," katanya.
"Memang masih ada PKB, PAN, PPP, Nasional Demokrat, PKS atau Hanura yang bisa membantu PDIP agar tetap bisa mengusung Jokowi di Pilpres nanti. Tetapi ini juga tidak mudah," katanya.
Menurutnya, parpol-parpol seperti PPP, PKS dan Hanura akan cenderung merapat ke Golkar atau Gerindra. Dengan demikian, tersisa PKB, PAN dan NasDem.
Dengan tiga partai tersisa itu, kata Said, PDIP akan menghadapi dilema. Karena bilamana PDIP memilih PKB, maka PAN bisa lari ke Golkar ataupun Gerindra.
"Karena peluang Hatta Rajasa menjadi cawapres Jokowi akan mengecil di saat PAN, PKB dan PDIP dalam satu koalisi (karena PDIP akan menimbang antara memilih cawapres dari PKB atau PAN). Begitu pun sebaliknya," katanya.
"Kalau demikian petanya, maka PDIP kemungkinan akan berkoalisi hanya dengan dua sampai tiga parpol saja, yaitu PKB atau PAN, NasDem dan PKPI. Itupun kalau PKPI tidak merapat ke Golkar. Sementara PBB sepertinya akan memilih ke Gerindra," kata dia.