Manado (ANTARA) - Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado Donni Muksydayan Saragih mengatakan Provinsi Sulawesi Utara miliki tujuh komoditas unggulan pada masa depan.

"Ada sejumlah tantangan ekspor pasar global terkini mulai dari meningkatnya persyaratan produk harus bebas OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), persyaratan keamanan pangan, persyaratan ketertelusuran kesehatan produk, dan persyaratan kualitas atau mutu produk," sebut Donni di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Jumat.

Komoditas unggulan ekspor Sulut ke depan yaitu porang, stevia, krisan, serat abaka, vanili, air kelapa, dan sabut Kelapa.

Provinsi ujung utara Sulawesi itu, menurut dia, memiliki potensi pembangunan sektor pertanian karena memiliki letak geografis yang strategis.

Selain itu, lanjjutnya, Sulut kaya sumber daya alam dan dikaruniai tanah yang subur, basis mayoritas masyarakat bertani dan berkebun, pasar domestik dan ekspor sangat besar serta banyak komoditas pertanian yang berpotensi menjadi produk ekspor.

Ragam komoditas ekspor ini juga didukung dengan fasilitas Bandara Sam Ratulangi, Pelabuhan Bitung, sudah ada ekspor langsung ke Jepang dan Singapura.

"Potensi penting lainnya adalah dukungan kepala daerah dan sinergitas seluruh pemangku kepentingan terkait sangat kuat," jelasnya.

Meski begitu, kata dia, ada juga tantangan yang harus dihadapi untuk pengembangan sektor pertanian di Sulut saat ini.

"Pertanian Sulut sebagian besar adalah pertanian rakyat dan tradisional, akses petani ke pasar masih kurang serta belum ada peta data pertanian baik mencakup luasan, produksi dan perdagangan," katanya.

Tahun 2021 total nilai ekspor pertanian Sulut mencapai Rp5,8 triliun atau naik 109 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2,8 triliun. Total ada 85 ragam komoditas yang diekspor ke 46 negara tujuan, di antaranya ada 39 ragam komoditas baru.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024