Manado, (AntaraSulut) - Industri Kecil Menengah (IKM) diminta memanfaatkan eceng gondok di Danau Tondano, Kabupaten Minahasame, Sulawesi Utara, menjadi serat bahan baku kerajinan.

"Sebenarnya tumbuhan eceng gondok ini memberikan peluang bagi industri kerajinan di Sulawesi Utara, namun belum dimaksimalkan dengan baik," kata Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil Menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Alwie Pontoh di Manado, Senin.

Memang, katanya, eceng gondok tersebut jika dibiarkan tumbuh di atas air akan merusak biotalaut maupun danau sehingga ekosistem dalam air akan mati.

"Ternyata eceng gondok tersebut bisa dijadikan serat untuk industri fashion, sementara saat ini bahan serat pakaian sebagian besar masih diimpor," katanya.

Industri fashion, saat ini memang agak timpang karena banyak bahan serat masih dibeli dari luar negeri, padahal kita mampu mengadakannya.

"Ke depan kami akan terus memfasilitasi dan memberikan pelatihan kepada IKM di Sulut agar memanfaatkan kelebihan dari eceng gondok tersebut," jelas Alwie.

Eceng Gondok mempunyai nama Latin "Eichhornia Crassipes" adalah gulma bagi perairan, biasanya tumbuh di waduk, rawa dan situ.

Menurut Alwie, eceng gondok dengan cepat berkembang di tempat yang perairannya terkena limbah karena bisa mengikat logam berat dalam air seperti besi, seng, tembaga, serta raksa.

"Karena perkembangannya sangat pesat, jika didiamkan, eceng gondok dapat menyebabkan perairan menjadi dangkal karena sedimentasi. Meskipun demikian eceng gondok dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi," katanya.

Selain serat, eceng gondok juga bisa menjadi bahan kerajinan tangan - handcraft, sebagai pakan hewan ternak, bahan pembuatan biogas, bahan baku pembuatan briket dan kompor briket eceng gondok. ***2***

(T.K005/B/F003/F003) 17-03-2014 08:51:33

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024