Manado (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Budaya ( FIB) Unsrat Manado Maya Pinkan Warouw SS MHum. MEd PHd mengatakan bakat seni Yapi Panda Abdiel Tambayong atau yang lebih dikenal dengan nama penanya Remi Sylado mendorongnya untuk mengekspresikan diri lewat beragam genre sastra yang terkenal dan kemudian mengukir namanya di antara jajaran para maestro di negeri Indonesia.

"Panggilan untuk berkarya ini juga telah memancang kakinya untuk  berkarier di tanah Jawa dan hidup di ibukota Jakarta, sekalipun putra berdarah Minahasa tersebut lahir di Makassar. Ini membuktikan bahwa masterpiece/karya agung pentas di panggung tanpa mengenal tempat," kata Dekan Maya saat memberikan sambutan dan membuka acara Bincang-bincang Maestro Remy Sylado di Ruang Seminar Lt 2 FIB Unsrat.

Ia juga mengapresiasi Remy Sylado karena, saat ini kentalnya darah Minahasa yang mengalir di tubuhnya seakan membisiki takdir untuk membawa pulang karya-karyanya ke negeri Lumimuut.

" Kami memberikan apresiasi kepada beliau yang  mengumandangkan kembali kebesaran namanya di panggung diskusi yang bertempat di Fakultas Ilmu Budaya kami yang tercinta, Kampus ungu yang haus akan pengenalan pada sosok sebesar Remy Sylado. Acara ini sangat menginspirasi ," ujarnya.

Bincang-bincang Maestro Remy Sylado yang dipandu apik moderator  Dr Ivan RB Kaunang MHum (Ketua Jurusan Ilmu Sejarah FIB Unsrat) berlangsung 2 jam lebih dan dihadiri 25 undangan di FIB Unsrat dan ruang zoom dengan 70 peserta.

Remy Sylado yang ikut hadir melalui zoom menyampaikan terima kasih kepada FIB Unsrat Manado yang sudah menggelar acara ini bersama IWO Sulut dan Yayasan Srikandi. " Terima kasih kepada FIB Unsrat, semoga acara ini bisa mengilhami," kata Remy Sylado yang saat itu didampingi istrinya Emmy dan keponakan Dr Eleonora (Ellen) Moniung SH MH.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024