Manado (ANTARA) - Daya beli petani pangan dan hortikultura di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan di bulan Mei 2022 tercermin dari nilai tukar petani (NTP) petani tanaman pangan dan hortikultura alami kenaikan.

"NTP tanaman pangan (NTPP) pada bulan Mei naik 0,62 persen menjadi 103,37 dibanding bulan sebelumnya di angka indeks 102,74,"  kata Kepala Badan Pusat Statiatik (BPS) Sulut, Asim Saputra, di Manado, Selasa.

Kenaikan NTPP disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima (It) sebesar 0,10 persen, sementara indeks yang dibayar (Ib) turun sebesar 0,52 persen. 

Perubahan It dominan berasal dari indeks tanaman padi yang mengalami kenaikan 0,12 persen, begitupun dengan indeks tanaman palawija mengalami kenaikan dengan porsi yang lebih kecil hanya 0,07 persen.

Komoditi pembentuk It yang masih mengalami kenaikan harga adalah kacang tanah, talas, gabah, dan jagung. 

Sedangkan penurunan Ib berasal dari penurunan yang cukup tinggi pada Indeks Konsumsi Rumah tangga sebesar 0,77 persen, sementara indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,17 persen. 

Sebaliknya Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petani (NTUP) mengalami penurunan 0,07 persen, dari 103,89 pada bulan April menjadi 103,82 di bulan Mei.

Dia menjelaskan untuk NTP Hortikultura (NTPH) di bulan Mei naik sebesar 2,51 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 112,29 pada bulan April menjadi 115,11 di bulan Mei. Perubahan It yang tinggi dari 123,52 di bulan April menjadi 126,14 di bulan Mei menjadi penyebab kenaikan yang cukup tinggi terhadap NTPH. 

Semua indeks pembentuk It mengalami kenaikan, perubahan tertinggi dialami oleh indeks sayur-sayuran yang mencapai 2,22 persen. Sebagian besar sayur-sayuran mengalami kenaikan harga seperti sawi hijau, bayam, tomat, kentang, dan kangkung.

Indeks tanaman obat-obatan mengalami kenaikan sebesar 1,90 persen. Komoditi tanaman obat-obatan yang mengalami kenaikan harga hanya jahe. Indeks buah-buahan hanya naik 1,57 persen, adapun tanaman buah-buahan yang mengalami kenaikan yakni salak, rambutan, duku, dan nanas. 

Sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,37 persen. Adapun penyebab penurunan Ib berasal dari Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,50 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen. 

Sejalan NTPH yang mengalami kenaikan, NTUP juga naik sebesar 2,16 persen, dari 113,29 pada bulan April menjadi 115,74 di bulan Mei.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024