Kala itu langit terus menangis sang fajar bahkan tak menimbulkan cahayanya, pagi menyingsing, seorang ibu tua yang tinggal di Desa Sawangan Jaga Tiga lorong Kewong Kecamatan Airmadidi Minahasa Utara, Sulawesi Utara, bernama Hertje Adam (70) pun terbangun dari tidurnya pada Rabu (15/1) sekira pukul 06.15 Wita.

Dengan tertatih ibu inipun berjalan mengintari rumah yang belum seutuhnya berdirih kokoh mengingat Keluarga tersebut mendapat bantuan bedah rumah dari pemerintah.

Gemuruh angin dan dentuman kilat membahana ditelinga sang ibu tua ini, seakan tak pernah berpikir sesuatu hal luar biasa akan terjadi dan menimpa Keluarga tersebut.

Ibu tua yang hanya tinggal berduaan dengan anaknya itupun seolah jati dirinya tumbuh manakala melihat Yulian Mingkid (50) pria yang melajang hingga usianya itu, sedang memberi makan hewan piaraan sejumlah ayam yang dikandangkan dibelakang rumah.

Suara teguran sang anak inipun selalu terngiar dalam telinga sosok ibu Hertje Adam yang mengingatkan agar ibunya tidak mondar mandir dibelakang rumah, mengingat lokasi rumahnya berada tepat dibalik perbukitan.

"Ma, jangan bolak balik disini," ujar ibu Hertje menirukan perkataan sang anaknya.

"Nanti kalau longsor," kata ibu Hertje lagi saat mengingat suara itu.

Hanya mendengar sepenggal dan tak seutuhnya kalimat sang anak ini keluar, ibu Hertje pun bergegas pergi dengan langkah tertatih.

Tiba-tiba ibu inipun mendengar suara asing yang sangat dekat dari telinganya, yang tanpa terduga merupakan sebuah pohon besar tumbuh dibelakang rumah diikuti tanah tandus longsor sekira pukul 06.30 Wita dan akhirnya meratakan rumahnya itu dan beruntung tidak mengenai dirinya.

Sempat berpikir sejenak, teriakan histeris ibu inipun kepada sang anak Yulian Mingkid membahana hingga terdengar sampai ke tetangga.

Sungguh malang nasib Yulian Mingkid, dia pun berpulang dipanggil ke rumah Bapa di Surga.

Yang tersisa dari sang ibunda adalah rasa tak percaya bila sang anak telah tiada.

Masyarakat setempat yang melihat kejadian itupun langsung bergotong royong dan mencoba mengeluarkan korban yang dibantu Basarnas dari longsor.

Selang beberapa jam akhirnya korban berhasil dievakuasi tapi sayang sudah tidak bernyawa.
 
Saat diwawancarai ibu Hertje pun terlihat sedih.

"Ini merupakan sebuah musibah tak terduga dan saya sudah pasrah," ujar ibu Hertje Adam.
 
Kejadian itu menggugah orang nomor satu di Minut yang merupakan Bupati daerah setempat.

"Selaku pemerintah turut berbela sungkawa atas meninggalnya satu warga Sawangan merupakan korban longsor," ujar Bupati Minut, Sompie Singal.

Saat melakukan kunjungan korban meninggal longsor, Bupati pun terus menguatkan ibu Hertje Adam sambil memberikan bantuan ala kadarnya.

Saat memantau lokasi kejadian longsor dan banjir di Desa Sawangan, Bupati mengatakan, ini adalah musibah dan diluar sana ada sejumlah korban.

Dia berharap untuk mencegah tidak terjadinya korban jiwa, dihimbau agar masyarakat tidak berada dibalik gunung maupun daerah aliran sungai.

Pemerintah kata Bupati terus memantau perkembangan daerah sekaligus akan melakukan tindakan untuk bantuan bagi kebutuhan para korban longsor dan banjir.

Pewarta : Melky Rudolf Tumiwa
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024