Manado (ANTARA) - Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian Jan S Maringka menyebutkan ketahanan nasional tidak bisa dilepaskan dari ketahanan pangan.
"Ketahanan suatu bangsa bukan saja diganggu dengan masalah-masalah perang secara langsung, tetapi juga perang di dunia modern yang disebut dengan perang asimetris atau tidak berhadapan," kata Maringka saat Raker Pengawasan Bidang Ketahanan Pangan di Manado, Kamis.
Dia mencontohkan gangguan atau perang asimetris di antaranya generasi muda dirusak melalui narkotika, film-film porno, dan itu merusak generasi muda saat ini.
Karena itu, dia berharap semua pemangku kepentingan yang hadir dalam raker pengawasan ini memiliki spirit ketahanan nasional yang sama.
Bertahan terhadap gangguan tersebut, menurut dia, bukan saja harus dilakukan oleh TNI-Polri tetapi seluruh elemen bangsa termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Ia menambahkan Provinsi Sulawesi Utara memiliki tagline "Mari Jo ba Kobong" (mari berkebun) dan spirit ini bisa menjadi satu semangat bersama dalam rangka menjaga ketersediaan pangan.
"Kita harus melihat bahwa pandemi bisa kita lewati, salah satu faktor utamanya adalah ketersediaan pangan," ujarnya.
Raker pengawasan dihadiri Sekda Provinsi Sulut Asiano Gamy Kawatu, Kapolda Sulut Irjen Polisi Mulyatno, Kajati Sulut Edy Birton, Kepala BPKP Sulut Beligan Sembiring serta pemangku kepentingan terkait.
"Ketahanan suatu bangsa bukan saja diganggu dengan masalah-masalah perang secara langsung, tetapi juga perang di dunia modern yang disebut dengan perang asimetris atau tidak berhadapan," kata Maringka saat Raker Pengawasan Bidang Ketahanan Pangan di Manado, Kamis.
Dia mencontohkan gangguan atau perang asimetris di antaranya generasi muda dirusak melalui narkotika, film-film porno, dan itu merusak generasi muda saat ini.
Karena itu, dia berharap semua pemangku kepentingan yang hadir dalam raker pengawasan ini memiliki spirit ketahanan nasional yang sama.
Bertahan terhadap gangguan tersebut, menurut dia, bukan saja harus dilakukan oleh TNI-Polri tetapi seluruh elemen bangsa termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Ia menambahkan Provinsi Sulawesi Utara memiliki tagline "Mari Jo ba Kobong" (mari berkebun) dan spirit ini bisa menjadi satu semangat bersama dalam rangka menjaga ketersediaan pangan.
"Kita harus melihat bahwa pandemi bisa kita lewati, salah satu faktor utamanya adalah ketersediaan pangan," ujarnya.
Raker pengawasan dihadiri Sekda Provinsi Sulut Asiano Gamy Kawatu, Kapolda Sulut Irjen Polisi Mulyatno, Kajati Sulut Edy Birton, Kepala BPKP Sulut Beligan Sembiring serta pemangku kepentingan terkait.