Jakarta (ANTARA) - Harga daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, tidak terpengaruh dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Salah satu pedagang, Ranta Wijaya mengatakan harga daging sapi lokal di Pasar Kramat Jati tetap sama sejak kasus PMK merebak di Jawa Timur hingga meluas ke sejumlah wilayah.
"Harganya tetap Rp150 ribu per kilogram untuk kualitas yang super (bagus), Rp140 ribu per kilogram untuk kualitas yang biasa. Enggak naik atau turun," kata Ranta Wijaya di Jakarta, Jumat.
Ranta menambahkan harga daging sapi saat ini justru cenderung turun jika dibandingkan saat Idul Fitri 1443 Hijriah yang sempat naik menjadi Rp160 ribu per kilogram.
Meski demikian, dia mengatakan penurunan harga itu bukan dampak dari adanya wabah PMK yang mengganggu suplai dan distribusi daging sapi lokal.
"Ya memang habis Lebaran biasa turun, dari dulu juga begitu. Bukan karena ada penyakit itu (PMK). Karena di sini mayoritas dijual daging Sapi Bali dan Sapi BX (Brahman Cross)," ujar Ranta.
Sementara itu, Wiya salah satu pembeli daging sapi di Pasar Kramat Jati berharap pemerintah meningkatkan pengawasan agar daging sapi yang dijual di pasaran berasal dari hewan sehat.
Baca juga: Pemerintah menjaga stabilitas harga daging dan telur ayam ras
Meskipun Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta hingga kini belum menemukan kasus hewan ternak terjangkit PMK namun antisipasi tetap perlu dilakukan.
"Ya ditingkatkanlah pemeriksaannya di tempat penampungan hewan. Karena saya sebagai pengusaha katering khawatir juga dengan itu," ujar Wiya.
Baca juga: Harga daging di Manado stabil
Salah satu pedagang, Ranta Wijaya mengatakan harga daging sapi lokal di Pasar Kramat Jati tetap sama sejak kasus PMK merebak di Jawa Timur hingga meluas ke sejumlah wilayah.
"Harganya tetap Rp150 ribu per kilogram untuk kualitas yang super (bagus), Rp140 ribu per kilogram untuk kualitas yang biasa. Enggak naik atau turun," kata Ranta Wijaya di Jakarta, Jumat.
Ranta menambahkan harga daging sapi saat ini justru cenderung turun jika dibandingkan saat Idul Fitri 1443 Hijriah yang sempat naik menjadi Rp160 ribu per kilogram.
Meski demikian, dia mengatakan penurunan harga itu bukan dampak dari adanya wabah PMK yang mengganggu suplai dan distribusi daging sapi lokal.
"Ya memang habis Lebaran biasa turun, dari dulu juga begitu. Bukan karena ada penyakit itu (PMK). Karena di sini mayoritas dijual daging Sapi Bali dan Sapi BX (Brahman Cross)," ujar Ranta.
Sementara itu, Wiya salah satu pembeli daging sapi di Pasar Kramat Jati berharap pemerintah meningkatkan pengawasan agar daging sapi yang dijual di pasaran berasal dari hewan sehat.
Baca juga: Pemerintah menjaga stabilitas harga daging dan telur ayam ras
Meskipun Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta hingga kini belum menemukan kasus hewan ternak terjangkit PMK namun antisipasi tetap perlu dilakukan.
"Ya ditingkatkanlah pemeriksaannya di tempat penampungan hewan. Karena saya sebagai pengusaha katering khawatir juga dengan itu," ujar Wiya.
Baca juga: Harga daging di Manado stabil