Manado (ANTARA) - Pemerintah kota Bitung mendukung pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah tersebut agar memanfaatkan bioflok.
"Bioflok adalah salah satu teknologi budidaya ikan, yakni suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan," kata Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, di Bitung, Kamis.
Maurits mengatakan sehingga pihaknya segera meresmikan bioflok yang bertempat di Sentra UKM Sagerat.
Wali Kota mengatakan kegiatan ini adalah untuk membangun perekonomian masyarakat, maka segala sesuatu yang pemerintah miliki harus benar benar dimanfaatkan, itulah yang mendorong mereka agar terus berusaha.
Sentra UMKM sekarang sudah mulai hidup, katanya, karena pihaknya tegaskan kepada kadis pedagangan bahwa barang yang ada di Sentra UMKM ini adalah barang yang diberikan pemerintah, agar digunakan oleh masyarakat untuk mendorong perekonomian mereka sehingga lebih sejahtera.
"Saya berharap setelah diresmikan pemanfaatan Bioflok hasil kerja sama Dinas Perikanan dan Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan, akan meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM sektor perikanan di Bitung," katanya.
Dia menjelaskan keuntungan dari Bioflok itu sendiri antara lain, survival rate 90 persen, ikan lebih tahan hidup, waktu peliharaan singkat, serta lebih cepat besar.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas mikroorganisme (seperti bakteri).
Keuntungan penerapan teknologi bioflok antara lain sedikit pergantian air atau efisien dalam penggunaan air, tidak tergantung sinar matahari, padat tebar lebih tinggi bisa mencapai 3.000 ekor/m3, produktivitas tinggi, efisiensi pakan, efisiensi dalam pemanfaatan lahan, membuang limbah lebih sedikit, ramah lingkungan.
"Bioflok adalah salah satu teknologi budidaya ikan, yakni suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan," kata Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, di Bitung, Kamis.
Maurits mengatakan sehingga pihaknya segera meresmikan bioflok yang bertempat di Sentra UKM Sagerat.
Wali Kota mengatakan kegiatan ini adalah untuk membangun perekonomian masyarakat, maka segala sesuatu yang pemerintah miliki harus benar benar dimanfaatkan, itulah yang mendorong mereka agar terus berusaha.
Sentra UMKM sekarang sudah mulai hidup, katanya, karena pihaknya tegaskan kepada kadis pedagangan bahwa barang yang ada di Sentra UMKM ini adalah barang yang diberikan pemerintah, agar digunakan oleh masyarakat untuk mendorong perekonomian mereka sehingga lebih sejahtera.
"Saya berharap setelah diresmikan pemanfaatan Bioflok hasil kerja sama Dinas Perikanan dan Balai Pelatihan dan Penyuluh Perikanan, akan meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM sektor perikanan di Bitung," katanya.
Dia menjelaskan keuntungan dari Bioflok itu sendiri antara lain, survival rate 90 persen, ikan lebih tahan hidup, waktu peliharaan singkat, serta lebih cepat besar.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas mikroorganisme (seperti bakteri).
Keuntungan penerapan teknologi bioflok antara lain sedikit pergantian air atau efisien dalam penggunaan air, tidak tergantung sinar matahari, padat tebar lebih tinggi bisa mencapai 3.000 ekor/m3, produktivitas tinggi, efisiensi pakan, efisiensi dalam pemanfaatan lahan, membuang limbah lebih sedikit, ramah lingkungan.